Monday 23 November 2020

Day 30 : Write About What Do You Feel When You Write

 What i feel when i write is like..

coming back to the 10 year old me where life is fulled of books, writting stuff, and nothing else.

I miss the old me actually.

The me who spend my time with books.

The 'me' who only savings money for books to buy every weekend.

But, nevermind. Time flies. I'm not changing, i'm just growing up.

-

Oh, 

and.. 

what i feel when i write is like,

being honest to myself.

Being honest with every words i write or type.

Delivering something i can never speak to anyone else because to me, written words are louder than spoken words.

When i write i feel like i wanted more, and more. I wanted to tell people more without even saying things from my lips, i wanted to pour my soul without extremely knowing each others.

When i write i feel like my dreams is near. HAHAHA.

Because deep down inside my hearts all i wanted to be is just 2, musician & writer. That's all. That's my all time who i want to be, i guess. 





But, Bismillah, i'll make it come true 


sooner or later. 



<3

Saturday 21 November 2020

Day 29 : My goals for the future

There's so much goals in my life but at this age, i'm really afraid to expecting things. I let things happens. I do believe whether its a good or bad things, it will teach me things that is priceless. 

But, goals still be goals.

And actually, what kept coming in mind was my goals to go out from this dead-end city & country.

My goals is to continue my academic life in Wellington whenever it is, whether if i'm still single or already in a marriage life.  

My goals is to have a tiny studio to make my own music. A tiny room that no one won't be able to come in because that's a space made (only) for me. Yes, i'm selfish. But perhaps this is the only way i could find & be myself. :)

My goals is to have a homegarden with my husband soon. 

My goals is to became a vegan.

My goals is to live in a place where there's no signal there, a place that could make me forgot there's a thing named 'internet'. *ugh now i'm imagining heaven in mind

My goals is to have an art space.

My goals is to watch The 1975, BMTH, Sigur Ros, Coldplay's concert with my loved ones.

My goals is to see aurora before i die.

My goals is to go to Wellington, to have my master degree :')

My goals is to have a band, that the songs could make people tearfully in love.

My goals is to have a library that is only for me.

My goals is to create a poembook by me, for my forever life-time partner.

My goals is...


too big that i'm afraid it will always be goals.




:(


Friday 20 November 2020

Day 28 : Write About Loving Someone

I thought loving someone is really hard.

I thought my heart wasn't opened since the day i decide to close my heart for anyone that want to came in.

But then i realized that its not like that.

I misinterpreted the definition of "loving someone".

Thank God,

i know where's the mistakes. 

Loving someone isn't always telling them you love 'em. You could just, act for them. Deliver your secret language. Well, perhaps.. if they love you too, they catch the language.

Loving someone isn't always about your each other favorite hue. But, its about showing all colors in you, whether its in a different color pallete or not. Well, perhaps.. if they love you too, you both will create your own color pallete, that's made, for two.

 Loving someone isn't always about putting their names on your bio Instagram, but it could be just quitely write their name deep down in your heart. Well, perhaps.. if they love you too, they give space inside their hearts that's only for you. 

Loving someone is...... not that hard.

You could just, show your own way of loving them. Doesn't mean you have to have them in your arms. Doesn't mean you have to hold their hands everyday. Doesn't mean you could be always in one room of talk, and room of mind. 

Loving someone is...... seeing their smile, knowing them happy for everything they've been reached. Loving someone is, watch them grow with or without you. Being happy for all the progress that they've been through. Watching them fly, and appreciate them for their existence. Watching them fall, and be there for their tears. Hug them whenever you can, but not forcing yourself to always beside them. 

Loving someone is being close to them without even touching them. Being there at their lowest or highest even only through prayer.

Loving someone....

is being happy for them, 





even you're not the reasons why.  




;)

Thursday 19 November 2020

Day 27 : Someone who inspires me

May i break the rule to not write in proper way about the day 27 challenge?

Its not because i'm too lazy but its because i already wrote my biggest inspiration and also my best gift in life. 


Its..

my brother.


http://nadyarizqiaditya.blogspot.com/2020/10/day-11-talk-about-your-siblings.html

Wednesday 18 November 2020

Day 26 : My School

Kayaknya, yang bakal saya jelasin adalah..

SMA saya.

HEHE, bukan kuliahan saya karena nanti kalo yang saya ceritain kampus saya, jadinya bakalan curhat.

:(

____

SMA sayaaa,

huaaa.

One and only SMAN 1 Puri Mojokerto~

SMA yang ngebantu saya membangun diri saya.

SMA yang secara nggak langsung menghukum saya menjadi lebih bermoral, dan bikin saya belajar sesuatu yang saya kira nggak perlu saya pelajari.

Kenapa begitu, guru-gurunya?

Bukan.

Pressurenya.

Pressure banget ketika harus kena guru senior di kelas 1 semester 2 karena kesalahan cocot saya ini yang ndak bisa dikondisikan, akhirnya harus kena labelling sedemikian rupa. :( Tapi gapapa, kalo nggak ada teguran itu, saya ya akhirnya nggak berani nakal jaman SMA.

Setelah kena masalah kelas 10 dulu, saya akhirnya kelas 11 ya nyantai-nyantai aja. Nggak seambis itu dalam mengejar nilai, dan lalala lilili. Yang jelas, saya punya prinsip, mau senakal apapun saya, mau sejelek apapun nilai saya, setidaknya ada yang bisa saya bawa pulang dari perjuangan saya berangkat sekolah dengan nggak ngantuk. HWIHWIHIW.

Kalo nggak gara-gara tugas B. Indonesia kelas 10 di SMA ini, saya nggak bakal tuh nemuin bakat bikin pudding terus saya jual keliling kelas-kelas. Terus ada hari dimana saya struggling banget soalnya pesenan agak banyak sementara jam masuk ini dimajuin nggak kayak sebelumnya yang masuknya jam 8an, ehhh pas udah kelar jualan, siangnya duit saya yang ada di dalem tas di loker, diambil. Jadi hari itu saya nggak dapet untung. :( Tapi, saya anggap saya lagi dikasih materi keikhlasan & bersabar sama Tuhan, hwehwe.

Kalo nggak gara-gara SMA Puri ini, saya nggak bakal deh tuh tahu dunia supporter yang lebih spektakuler daripada jaman SMP. Ya ngelembur koreo kertas, ya ngelembur ngecat 3D, bikin anthem dan lainnya~ Tapi seruuuu, saya jadi tahu hal-hal yang begituan. Saya jadi bisa keluar-keluar kelas pas jam pelajaran dengan alesan "saya mau ngerjain koreo kertas" HAHAHAHA.

Kalo nggak gara-gara SMA Puri, saya nggak bakal tahu rasanya temenan sama cewe-cewe berjiwa rebel juga, yang mau diajakin keluar kelas, kabur dari sekolah pas jam ujian praktek, parkir diluar biar bisa pulang duluan, sembunyi di kamar mandi dari upacara karena gabawa topi, daaaaannn drama ngalahin guru drama di kelas sampe masuk BK HAHAHAHAHAHA. SERUUU.

Kalo nggak gara-gara SMA Puri, saya nggak bakal tahu nikmatnya tidur di kelas itu gimana. Sumpah. Saya dulu anti banget tidur di kelas karena takut aja bakal kena. SMP saya kalo tidur ya cuman pas jamkos kalo nggak pas Ujian Nasional. Lah ini di SMA Puri, tiap hari. Nggak tau ya, hawanya itu loh enak banget buat tidur daripada buat belajar. Kadang juga dibangunin guru yang lagi ngajar tapi ya saya yakin, bagi mereka itu wajar. HWHWEHEHWE

Trus juga kalo nggak gara-gara SMA Puri, saya nggak bakal tahu rasanya ngapalin kunci jawaban bareng-bareng pas kelas 11 karena waktu kelas 11 tuh, yang pinter yang bego yang cerdik semuanyaaa jadi satu, menyukseskan nilai satu sama lain, hahahaa. Kelas saya tuh kadang kompak kadang nggak. Kompaknya ya pas begituan, atau lagi bener-bener males ada jam pelajaran. Pernah waktu itu salah satu guru matematika kan ulang tahun, tapi nggak ada yang tahu. Nah karena kita jam matematikanya habis jam olahraga, akhirnya kita semua sok ngide, biar nggak ada jampel, apa di surprisein aja ya ini orang? Nah, yaudah tuh. Drama dulu. Setengah kelas masuk, setengah kelas di kantin (yang pasti saya ikut pasukan yg di kantin). Terus, ketika udah setengah jam berlalu, kita yg pasukan kantin naik ke atas terus masuk ke kelas sambil nyanyi gitu ke beliau, kasih kue yang beli di kantin terus ditaruh piring....... piringnya tahu tek. Terus, nggak disangka-sangka..

beliau nangis terharu. Akhirnya jamkos.

_

SMA Puri tuh luar biasa banget. Sekolah biasa, tapi punya Sport Center. Sekolah biasa, tapi program-program yang jalan di dalemnya luaar biyassaaaah. 

Itu aja sih yang bisa saya tulis, nanti kalo kebanyakan, bisa-bisa saya malah ngomongin bobroknya. CKUAGH.

Tapi gapapa,

semua-semua kan punya aib.






Cuma kalo siswanya udah pada tau aibnya gitu, 

masih disebut aib nggak sih?





<3

Saturday 14 November 2020

Day 25 : Write About Something Inspired Your 11th Image on Your Phone

 My 11th on my phone was : 


Screenshot ini diambil malam ini sewaktu berteduh di Popmart karena Jogja hujannya lebat dan dingin bangetttt, ga permisi langsung surprise aja hehe.

Sebenernya, kenapa part ini yang di screenshot, ya karena.. lagi bedah lirik aja. Lagi baca-bacain lirik musisi-musisi gitu, tapi kan heavy rotation saya lagi 'The 1975' jadi, lirik mereka yang jadi tujuan.

Tapi sebenernya, kalimat yang saya suka dari itu adalah 'modernity has failed us'. 

Entah kenapa, awal saya baca kata-kata itu, masih belum nancep. Tapi lama-lama, iya juga ya..

Nah, kebetulan, hari ini saya ketemu sosok inspiratif dan punya pembahasan yang mungkin nyambung sama line 'modernity has failed us' itu. 

_

Hari ini tadi, waktu saya ngambil microphone di kontrakan kakak saya, saya ketemu sama Mas Momo, yang ternyata sekarang jadi panutan saya banget karena beliau... lebih dari luar biasa.

Awalnya, saya cuma ngobrol-ngobrol soal kejadian begal saya waktu itu, terus.. saya nanya, projectan yang lagi dikerjain scoring apa? Dan akhirnya, terjadilah pembicaraan singkat yang pelajarannya..... berasa kayak dapat 1 silabus. Gila, kok ada ya orang yang sebermanfaat beliau? :')

Saya nanya-nanya soal scoring film, terus beliau cerita banyak. Bahwa scoring, nggak cuma sekadar yaudah.. ngerjain film orang. Tapi, anggep aja itu film kita sendiri jadinya kita bisa pakai hati saat ngerjainnya. Nggak idealis nuangin ide di kepala tanpa mikir audiencenya siapa.

Mas Momo juga memberi wejangan bahwa, untuk jadi seorang scorer itu, jangan melulu mikir teknisnya, tapi.. rasa. Soalnya, kadang orang-orang lupa hal itu. 

Keluhan Mas Momo itu tadi kemudian merambah ke suatu dialog begini, 

"Orang-orang tuh sekarang nggak berani mencoba ya karena ini lho. *nunjukin handphone* Makannya iklan, terus pengen semua serba instan. Sibuk dapetin apa-apa yang langsung besar, nggak ngelihat proses sebelumnya, bahkan lupa untuk memahami basic. Pada sibuk merhatiin apa yang orang lain lagi suka, tapi lupa.. mereka ini mau bikin yang kayak gimana." 

Orang-orang kan, sibuk mencari lupa menjadi. Sibuk mikirin equiptnya ini itu, sibuk mikirin ekseskusinya gini gitu, lupa mikir yang mau dikasih pesannya apa. Sibuk jadi eksekutor yang sempurna, nggak nyempetin diri jadi konseptor yang baik. Bahkan juga wejangan paling penting dari Mas Momo adalah.. kita jangan sampe lupa terus belajar dan mencari kita ini maunya kayak gimana. Apa yang kita mau ciptakan, bukan sibuk menyamakan dengan apa yang orang lain ciptakan.

_

Therefore,

i conclude

modernity really has failed us.

Friday 13 November 2020

Day 24 : Lessons I've Learned

Pelajaran dalam hidup yang sejauh ini sudah menancap dalam pikiran & tertulis di jurnal, diantaranya :


1. Bahwa menang, gak selalu tentang juara 1. 

2. Bahwa bahagia, gak selalu cuma tentang apa-apa yang kita sering pikirkan di kepala tapi tentang apa yang ada di depan mata.

3. Bahwa semakin kita nggak menginginkan sesuatu, semakin kita mendapatkan hal tersebut. Artinya bukan tidak pernah berharap, tapi.. 'mengurangi ekspektasi'.

4. Bahwa multitasking itu hoax, yang ada adalah time management.

5. Bahwa mengeluarkan rasa penat lebih baik dengan tangis daripada dengan amarah.

6. Bahwa laki-laki, boleh nangis.

7. Bahwa umur hanyalah angka.

8. Bahwa rupawan, bukan melulu tentang bentuk fisik yang sesuai standart, isi dompet, atau isi celana. Tapi, isi jiwa & kepala.

9. Bahwa menjadi diri sendiri adalah tanggung jawab & keharusan.

10. Bahwa kita harus berjuang untuk hal-hal yang sejalan dengan hati & pikiran.

11. Bahwa kita harus tahu kapan waktunya berhenti, lari, jalan, istirahat, dan memulai lagi.

12. Bahwa menjauh dari hal-hal yang tidak perlu itu, perlu.

13. Bahwa memberi sekat pada semua hal itu perlu karena semua hal punya batas, tapi batasnya jarang kelihatan.

15. Bahwa membandingkan itu tidak perlu.

16. Bahwa kita sering sibuk menamai, lupa memaknai. Bahwa kita sibuk mencari, lupa menjadi.

17. Bahwa tak semua orang punya pendengar yang baik. 

18. Bahwa hidup memang dipenuhi dengan orang-orang yang "datang saat ada butuhnya". Dan itu tidak apa-apa. Karena kalau tidak ada butuhnya, ya.. untuk apa?

19. Bahwa semua orang mati, tapi tidak semua orang benar-benar hidup. 

20. Bahwa yang harus dibeli adalah pengalaman, dan peristiwa. Bukan barang.

21. Bahwa mengatakan kepada seseorang mereka sangat berarti untuk kita, itu menyelamatkan mereka.

22. Bahwa akan selalu ada tangan yang siap menggenggammu ketika kamu jatuh, tapi jangan pernah pikirkan siapa orangnya.

23. Bahwa Tuhan selalu beri jalan ke tujuan, walau jalannya kadang tak sesuai rute yang kita pahami.

24. Bahwa bicara tak selalu menggunakan kata.

25. Bahwa semesta ini bisa bicara, dan tahu kita maunya apa.



aaaand other things that's already written in my journal. 

so many life lessons i've got after 19 years i exist in this cold world,

yet it will always be greater, bigger, and wiser. 

so, how about you?

have you learn something through your human experience?


Thursday 12 November 2020

Day 23 : A letter to someone, anyone

To someone,

anyone.


Can i ask some questions?


After all things i've been through,

all faces i've been wearing,

all the mistakes i've made,

after all the blacks i've dropped in white,


Would you still

remember me?

Would you still love me,

the way i love you?

Would you write my name,

the way i've painted your soul?



Because oblivion is inevitable

but everything about you, lasts.

Wednesday 11 November 2020

Day 22 : Write About Today

Sebenernya saya deg-degan pas baca challenge hari ini adalah disuruh "write about today". Kayak, gimana ya.. 

Takut aja nggak ada yang bisa ditulis hari ini.

Tapi ternyata, hari ini seru banget sampe-sampe ya.. saya baru bisa nulis jam 01.44 di (yang sebenernya) day 23. 

HEHE.


Hari ini dimulai dengan kegiatan pagi seperti biasa, kelas online, terus ada orang yang nyervis AC kerumah jadi listriknya labil kayak remaja. Nyala mati nyala mati gitu, dengan sengaja. Repot banget waktu saya harus dandan jadi saya nggak bisa ngukur itu concealer keputihan nggak yahhh di saya hwehe.


Terus, saya berangkatlah ke Toko Kopi Bersaudara, best coffeeshop in town, Mojokerto. HAHA~

Saya deg-degan soalnya hari ini harus ada 3 projectan yang musti digarap dan selesai.

Pertama harus ngelarin outline feature, satu lagi rapat fashion film dan yang satu harus nyelesain script buat tugas audio.

Saya nggak yakin bisa selesai hari ini, apalagi baru saya mulai jam 1 tadi. Yang bikin deg-degan adalah, saya janji bisa nyelesain outlinenya ini sore, sementara pas saya udah ngadep MS Word aja saya masih bingung konsep apa yang mau saya tulis.

TAPIII, ternyata, jam setengah 2an, disambi kelas, outlinenya bisa selesai! Tentunya dengan bantuan partner scriptwriter saya, Sarah. HUHU, thank you!

Terus, lanjuuuttt..

Saya rapat fashion film sama 4 orang yang jadi member di team ini. Deg-degan lagi karena 1 membernya harus cabut jam 3 soalnya ada agenda basket. Saya, Sarah dan Riyan yang lagi kelas saat itu langsung ninggalin kelas dan rapat baru dimulai jam 2. 1 jam doang, musti ngebahas konsep dan lainnya. Deg-degan? Banget.

Tapi, 

untungnya... kelar.

Udah ada beberapa list pertanyaan yang musti kita tanyain ke empunya project, udah ada gambaran equipt, venue, dan lainnya. Huhuuuu lega!!!

Lanjuutt,

jam menunjukkan pukul 15.26 dan saya nggak tahu mau ngerjain script audio darimana karena jujuuurr, buthek banget. :')

Yaudah sebat dulu, bercanda-canda dulu, recharging energy buat otak deh pokoknya. 

Sampe akhirnya saya ngide, kenapa nggak bikin kolase aja biar bisa refreshing mind.

Ehhhh, pas udah buka photoshop, tiba-tiba datanglah ide buat script audio. Langsung tuhh saya kerjain, dan kelar jam 16.12! :')

Buru-buru juga saya coba bikin kolase. Yang tadinya saya nggak tahu musti pake quotes apa buat kolase saya, eh ternyata tiba-tiba dateeeeng aja inspirasinya terus bisa kelar dah tuh kolase jam 5 <3

Saya lega,  ada yang bisa saya tulis. Setidaknya ke deg-degan saya hari ini terbayar sudah, dan perkiraan saya bahwa saya nggak bisa salah.

:')

Belum selesai sampai disitu,

ternyata hari ini saya bisa bercanda yang.... aduh gatau lah pokoknya bener-bener bikin capek banget. Dark jokesnya di forum bercanda saya malem ini keterlaluan, tapi ketawanya bener-bener gak berhenti. Udah kayak orang pake pil koploooo :( 

Padahal, beberapa hari kemaren saya bener-bener emang lagi rehat karena saya ngerasa bising banget kalo liat orang banyak, bener-bener pusiiing banget. Ini hari kedua saya keluar dari rumah setelah 4 hari ngurung dari banyak orang. 

EEEEHH hari ini bukannya bising karena ketemu banyak orang, tapi bener-bener pusiiing karena bingung ini mau berhenti ketawanya kapan.


WKWKWKWW nggak tahu lah ini tulisan pasti udah nggak jelas banget, soalnya saya emang udah capek banget, pusing, capek banget ketawa dan... udah mo bobok jh444.


# :( 

Mfff ya smwa,



<3

Tuesday 10 November 2020

Day 21 : Write About Love

 Love.

Love. 

L-O-V-E.

Uhmmm,

love is not only about a feeling that we've got from the people that have the same feelings with us.

Well,

at first, i agree that love is about the feelings that we have for someone and, they do have the same feeling with us. 

I thought, love is about keeping them safe, keep them alive, watching them out so that they are at their finest, about being protective, and let them know that theres someone that'll always love them. 

I thought love was just it.

But, 

when i just broke up, 

i found out that love doesn't work if its only based on the feelings that you have for that person, and the otherwise.

But, it is about knowing the opposite's mental health, fine with their vision & outrageous life decision, their perspective on how they see the world or even things around them.

I thought love was just.. 

you know, 

about having the same feelings each other, then you can be a couple, and then just go with the relationship. But, it isn't that simple.

I think i'm failed bcs i have done tried my best in that way, but its not working.

Well, love is..

bringing that person to your family, to your world that's so different to your mind, to your soul. And if they can't accept ur soul, ur mind, ur family, ur loved ones before u met them, then u can't be in love with them. I don't know why. Bcs love is abt accepting who you are, and who you want to be.

Oh, 

not only accepting who we are!

But also accepting who we are built by, with who we are friends with, who we rely with, who we are speak with when we down & drwon before we have them, bcs we cant always tell them stories (perhaps).

Love

is about how they can understand us without telling them, 

how we found and seek for each others world and be there, 

and if u can't blend in with the opposite's world, then.. just don't force urself to be. Because that's hurts, for both of you.

To me, love isn't about changing urself for the better,

but its about being who you are and grow with them. 

It is never been someone else that can change you, but its you yourself.


Love is

found a person you can be with when ur being yourself :)


At least always remember one thing when you're fall in love,

"Dont ever lose yourself just to find a person that loves u. Because your true love will always be fine with whoever you are, after you. or before u."

Well 

in love,

you know your boundaries. You know who you are, and you will know who you've been looking for.


Your true love will comes to you,

and..

true love,

waits!



Cheers!<3


Monday 9 November 2020

Day 20 : your celebrity crush

CHRIS EVANS <3


2019 is the year when i mock but then obsessed with Marvel in a short time interval. Hahaha.


Bulan April sebelum rilisnya Avengers : Endgame, ada dua temen saya namanya Amri dan Ejak, yang tiap hari kalo ngopi ngobrolinnya selalu Marvel, Marvel dan Marvel. Dimana saya muak akhirnya saya ngelontarin, "Heh apa sih Marvalll Marveeel muluk, gamudeng."

Terus mereka berdua diem, 

"Nggak ngikutin Marvel, cok?"

"Nggak."

"COK!" 

__

Dan dari situlah akhirnya mereka coba ngeracunin saya untuk nyuruh nonton Marvel. Saya sebagai orang yang nggak begitu suka movie sequel apalagi yang bejibun kayak Marvel gitu tentu menolak. Soalnya kata mereka, ceritanya nyambung dan di Endgame ini ntar kayak ketemu semua gitu. Nah disitu saya baru nyaut, oh ternyata sejenis Avengers itu gabungan gitu? Terus saya baru tahu aja kan.. Waktu saya nanya, berarti itu nyambungnya sama Justice League apa, saya diceramahin kalo mereka itu udah beda server, karena ada DC dan Marvel. Beeeeuh makin pusing dong saya.

Sampe akhirnya, saya udah coba rehat nggak mikirin Marvel lagi. Terus, temen sekelas saya, Rifqi tiba-tiba nonton satu film gitu di kelas yang kayaknya saya kenal. Yap, bener. Kayaknya waktu itu dia nonton either Infinity War, ya Avengers. Terus ngedumel masalah Endgame. 

Mampus, ternyata ada yang ambis Avengers juga di kelas. 

Saya pasrah, daripada pas ngopi obrolannya nggak nyampe antara saya, Amri dan Ejak, yasudah..... saya nanya,

"Emang kalo mau paham Marvel biar bisa nonton Endgame harus nonton berapa film?"

"Ya pokoknya dari awal, Captain America dulu terus Iron Man terus Thor dan lalalililili."

Dan walaupun saya wegah awalnya,

saya buru-buru pinjem hardisk dan install semua film Marvel dari Rifqi terus malemnya buru-buru nonton Captain America sebagai film pertama yang harus saya habisin karena saya cuma dikasih waktu seminggu buat paham storylinenya, terus ntar nonton Endgame bareng-bareng. Gila emang dua bangsat itu.

Tapiiii,

saya....



blushin all over the movie.


I thought my celebrity crush would be Noah Centineo or, Refal Hady. Turns out,

it changes that day till forever.


KWKWKWKW.



Kalo nanya kenapa,

nggak tahu. Namanya crush kan, kayak udah ketabrak aja gitu tanpa woro-woro. Saya deg-degan dan bahagia mulu kalo liat Chris Evans tuhhh.

Saking ngecrushnya, saya bener-bener yang sampe nontonin video interviewnya. Iya itu, tanda kalo saya udah seneng sama film atau aktor/aktris gitu, saya bakal cari tahu deh seluk beluknya dan gak bosen-bosen cari gambar-gambarnya dia sampe dijadiin wallpaper. WKWKWKW :')

Ini nih, wallpaper saya dari April sampe... kapan ya, pokoknya bertahan lumayan lama deh di handphone saya : 


Hihihihihi~~



Itu ya kalo cowo~


Kalo cewe......


always be her : 


HEHE.

Tawanya mbak Lily ini loh, cantik banget. Udah gitu, alisnya bener-bener cheerful banget!

Pertama kali liat dia ya gara-gara nonton film Love, Rosie. Terus, ngerasa langsung WHOWHOWHOWO dia bisa mereplace Cara Delevingne yang selama ini jadi celebrity crush in the first position saya. Maaf mbak Cara.

Ya sama prosedurnya kayak pas ngambis Chris Evans, saya langsung nyari foto-foto dia di pinterest, tumblr dan lain sebagainya. Sebenernya saya juga click sama mbak Lily ini karena British accentnya yang baguuussssss banget<3 Tapi masih renyah mbak Cara kalo soal aksen sihh, cuma... gatau kalo liat Lily nih hati rasanya adem gitu. She's got some sort of Emma Watson and Anne Hathaway in her! Hahaha~


Tapi, selain mereka berdua, ada nama-nama celebrity crush yang nancep di saya diantaranya ya Cara Delevingne, Shailene Woodley, Emma Stone, Skylar Astin, Anna Kendrick, Cole Sprouse, Ashton Kutcher, Felicity Jones dan bwhaaanyak dehhhh yang give me blushes when i saw them. Hehe.



Kalo kamu? Celebrity crushna sahaa?

Saturday 7 November 2020

Day 18 : Thirty Facts About Myself

Whaoow,

thirty facts about myself!!! Its so hard to write these tho,

_


1. I'm a half left hander

2. Paramore helps me to find who i am & what i want to be since i was 10

3. Watermelon taste weird in me, especially the red one. Ew

4. My height is under 150cm

5. I'm allergic to mushroom (especially the shitake), and crab..... no, i mean the crab shell. it made me look like.... a red Mr. Krab.

6. When i'm mad, i didn't explain what happens with any words and choose to runaway where people can't find me/play piano or guitar till i let go all the bad feelings

7. I take pills (that i'm not really sure about the side effect) when i can't sleep & stressed out

8. I cried when i'm tired because it could decrease my negative energy inside

9. I'm emotional, i can be happy at 4pm but then cry so hard at 5pm.

10. I write poems, story, and songs better only when i'm tired & sad

11. I hate gold & diamonds, it scares me. Really!

12. I'm scared of Barbie doll

13. Frog & Lizard is... ew!

14. I produce blemishes when i consume too much eggs & milk

15. I have some reproduction issues since 16 and i didn't go to the doctor

16. I read Dante Allighieri's Inferno poetry & listen to JS Bach, and (my one & only) Amadeus when i'm feeling smart & needs inspiration

17. I'm a weird gifter!!! <3 But things i gave to people will always things that means the world to me (so that they'll keep them as much as i love that thing) 

18. The smell of the rain & new books always bringing back my mood 

19. Written journal has been a part of life that can't be changed since i was 11

20. I hate lies but i trust people too easily

21. I'm 'friends above everyone else' person, yet an 'other people before me' person

22. I'm too logic at saying things, i always forgot to put feelings that i could hurt your feelings with my words (but i swear i did it accidentally)

23. Each memories in my head has its own scents & songs

24. I'm so insecure if my white shoes aren't dirty

25. I hate horror movies!!

26. I'm a night owl since i was 9

27. Its hard for me to find a right time to watch movies, but i spent too much time on thinking things i shouldn't. Gosh, i hate me.

28. I see colors in numbers since i was a kid  (1 is white, 2 is blue, 3 is pink, 4 is purple, 5 is yellow, 6 is orange, 7 is light green, 8 is dark green, 9 is red, 10 is black)

29. I'm a yellow lamp person because white lamp..... feels too bright for my soul HAHA 

30. People said that i'm an extrovert but actually, i always love being alone


_


I don't know if there's any other facts i haven't write above, but i think that's all.

For the rest, you decide. HEHEH~

Thursday 5 November 2020

Day 17 : Ways to Win My Heart

Ways to win my heart?

Hohoooo,

bakal panjang nih~

__


Hmm,

ways to win my heart is.. 'being true to yourself'

Saya ini orang yang susah peka 'kepada diri saya sendiri' karena takut GR aja. Ketika saya suka sama seseorang, saya bisa tuh kasih kode-kode ke mereka. Saya juga kadang bisa baca kode-kode dari mereka, tapi.. karena ingin menghindari rasa sakit sendiri yang munculnya selalu dari ekspektasi, ketika saya mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati, saya beranggapan kalau itu cuma...... kebetulan saja.

Nah, hal ini yang mungkin bikin capek orang yang pengen ngedeketin saya, karena saya goblok aja gitu gabisa tahu mereka ini lagi ngedeketin apa nggak. Sampe akhirnya, kadang ada salah satu dari mereka yang ngedeketinnya pake cara..... "ya ini aku punya interest yang sama sama kamu nih, kita cocok." gitu.

Dan karena saya orangnya orang paling gampang percaya & susah mikir yang aneh-aneh ke orang baru, ya saya kadang iya iya aja. 

Pernah di suatu hubungan, seolah kita bener-bener cocok banget di awal, ternyata ketika dijalani.... huhuuuu, baru ketahuan ternyata dia yang nggak jujur sama dirinya sendiri dari awal karena tujuannya cuma pengen ngedapetin aja. Ketika saya coba pikir positif bahwa memang itu konflik normal dalam hubungan, kenyataan selalu nunjukin bahwa, "ini tuh bukan konflik tapi emang nggak seharusnya jadi satu aja." dan iya, semakin jauh kita jalani kita semakin sadar bahwa kita saling nggak jujur sama diri kita masing-masing. Saya nggak jujur sama apa yang saya cari di relationship, pun dengan dia yang nggak jujur dengan apa-apa yang sebenarnya nggak ada dalam dia tapi di-"ada-adain", biar saya seneng. WKWK naas. 

Ketika saya kenyataan itu, ya saya nyalahin diri saya sendiri juga. Saya juga seharusnya bisa jujur sama apa-apa yang saya cari. Dia yang bisa jujur sama keinginannya, jujur sama dunianya, nggak malu buat kasih tahu ke orang bahwa dia interest ke dunia begini begitu tanpa tujuan "seeking attention to the loved ones", ya itu yang bisa menangin hati saya. 

I don't care if your dreams are different than the others, your eyes see things that others didn't see, your interest are not like the majority, i don't care. As long as you livin' what you've believe in, i'm in.

__

Ways to win my heart again is,

effortlessly affording yourself with what you have. 

Ini penting banget sih.

Sebenernya karena apa yaaa,

kesejahteraan materi bukan nomor satu buat saya. Yang nomor satu buat saya selalu kesejahteraan hati & pikiran. Nah, either do ke orang yang saya cari. Saya lebih bisa nerima orang yang nggak memaksakan diri untuk bisa tampil sekeren itu di depan publik. Hihi.

Saya kan selama ini tahunya insecurenya cewek aja kan, ternyata ketika temen-temen cowok saya ngobrol soal insecurities mereka, kebanyakan selalu insecure karena 'materi'. Ada yang kesel karena dirinya nggak bisa punya motor/mobil yang bagus sehingga nggak ada cewek yang mau nempel, ada yang kesel karena bajunya nggak branded, dan lalala lilili. Terus lucunya, mereka bilang, "kalo aku punyanya kayak gini, mana ada yang mau sama aku? Cewek kan pasti cari yang kaya."

Goblok hih. 

Dikata cewek selalu liat materi doang? Sebel :(

Saya bener-bener lebih stand for a man that is not forcing himself. Ketika bisanya makan di warteg, ya yaudah. Ketika bisanya dirumah & nggak ngopi pansos gitu, yaudah. Ketika bisanya pake baju thrift-thriftan whether than the new one, ya yaudah. Tapi dia pede gitu lho untuk membranding dirinya sendiri, nggak ngeluh gitu. Karena.. cowok yang nggak suka complaining life & things he didn't have is a... <3<3<3<3<3

_

Ways to win my heart is being able to exist in every situations.

Means that dia nggak menutup diri dari banyaknya situasi & kondisi yang mungkin terjadi dalam hidup. WKWK. Diajak ngaji mau, disuruh sholat nggak rewel, nggak malu nawarin makan di kaki lima, nggak malu bawa motor yang 'baginya' biasa aja, nggak malu styling sesuai sama apa yang 'nyaman' dia pakai, nggak kampungan kalo diajak ke tempat-tempat 'yang bagi kita' classy, bisa bejat sebejat-bejatnya, tapi juga bisa diajak tahu batasan bejat. 

Pokoknya, dibawa kemana-mana itu bisa deh WKWK. Soalnya saya bakal bisa jadi perempuan yang bisa diajak kemana-mana. Maksudnya ini kemana-mana itu ya nggak rewel & tahu harus memposisikan dirinya seperti apa. Diajak ke anak-anak yang bercandanya gasopan, nggak sok suci & bisa gabung ke jokesnya, diajak ketemu keluarga langsung bisa sopan tapi tetep jadi dirinya sendiri. Diajak ke anak-anak yang pinter, bisa ngomong yang walau nggak harus jadi center of attention but at least he know what the forum talked about. Tapi diajak ke anak-anak yang mungkin dirasa dia nggak pinter-pinter amat tetep mau gabung tanpa ngerendahin mereka. Diajak ke coffeeshop nggak norak, diajak ngopi di warkop juga nggak ngeluh. Diajak ke mall nggak maksain diri, pun diajak main ke alam-alam gitu nggak ngeluh gatel-gatel kakinya. Diajak kemana aja mau deehh pokonya, tanpa nanyain "NGAPAIN KESITU? GAJELAS".

AHHH pokoknya yang begitu itu udah... win my heart dahhh<3 Rasanya udah kayak 'kemanapun aku ikut asalkan denganmu' sama 'me & you against the world'  banget HAHAHA~

_

Ways to win my heart is.. smart & stylish, with a good taste. :')

Ini harusnya saya taruh di posisi pertama, tapi yaudahlah.

Nggak tahu ya, aura orang yang pinter & cerdas itu selalu beda buat saya, dan hati saya udah klepek-klepek gitu. Apalagi kalo bicaranya udah pake bahasa yang, KBBI banget. Waduh mati saya.

Dulu pernah ada dialog antara saya dengan orang yang, yaaaah nggak saya gadang-gadang sebagai orang yang bisa saya kagumin. Tapi ketika kita ngobrol, dia bicara banyak, dan ada dialog gini doang, "Iya gimana lagi gajinya fluktuatif." Bajingan. Dia ngomongin gaji aja pake bahasa 'fluktuatif'. Udah, kelar. Langsung kagum saya. HAHAHAHAA lebay.

Pinter ini nggak harus orang yang ranking, ambis atau gimana. Noooo i'm not defining a smart man as a man with a good score. Toh, dalam hidup juga kita nggak punya rapor. Pinter & cerdas menurut saya itu pokoknya apa yang dia pandang, apa yang dia ucapkan, dan yang dia dengar itu punya bahasa tersendiri yang nggak harus disampaikan. Beeeh~

Urusan stylish, kenapa stylish with a good taste... soalnya bagi saya, style itu penting bangettttt. Sekarang saya sadar juga kan saya nggak cantik-cantik amat, yaudah dengan kenyataan itu saya nggak mau dong insecure terus protes ke Tuhan "Yaampyunn Tuhan kenapa sichhh aku nggak cantikk,, knppp aku jrawatann???" hhh, insecure mulu lupa bersyukur.

Kalo dikasihnya gini ya yaudah afford what i can aja. Kalo pengen cantik ya coba styling gitu kan. Maka dari itu... bagi saya

Ganteng mah belakangan, stylish dulu yang penting. WKWK. I prefer a man that knows color of everything. Gimana ya mendefinisikan tahu warna ini? Hm, pokoknya dia nggak norak dalam milih bajunya dia, dalam milih sepatunya dia, dalam milih apapun deh. Ya soalnya saya orangnya mentingin taste banget :') Belajar dari ngethrift, saya paham kalau.. merk tuh nggak penting yang penting tastenya. Sama dengan ketika saya makaryo juga, saya mentingin taste dulu daripada equipment. Karena sayang aja gitu punya kamera mahal, tapi ngeditnya gak pake good taste. Sayaaang bgt. :( Karena kenyataannya, apa-apa yang murah bisa keliatan lebih mahal karena selera. Ciaaa~

_

Same eyes, same ears, same mouth, and good arms to rely.

Kalo ini, 

ways to win my heart as my forever turning point sih HAHAHA.

Ada satu lirik dari band L'Alphalpha, "Apa yang kulihat seindah yang kau lihat, ataukah yang kau lihat lebih indah?" 

Itu bener banget. 

Betapa menyenangkannya punya orang dengan pandangan yang sama terhadap hal-hal yang diberi semesta. Dalam hal apapun. Hal yang primer, sekunder atau tersier dalam hidup. Perdebatan pasti ada dalam hubungan, cuma pasti saya bisa nerima ketika perdebatan itu masih dalam ranah dan pandangan yang sama. Maksudnya gini, 

percuma kita ngedebatin satu hal ketika untuk mendefine hal yang kita debatkan aja, kita udah beda pandangan? Yaaa, sia-sia.

Same ears, means that we listen to the same things. Nggak cuma musik ya. Tapi mendengar suara-suara yang emang ada dalam hidup. Dengerin suara hati misalnya. HAHAHA.

Same ears means that we both listen to what story we tell, each other. Saya mendengarkan ceritanya dia, as a super good listener, pun sebaliknya, as a mega good listener juga. Jadi, yang ngedengerin nggak cuma salah satu aja yang dominan. Dua-duanya harus saling ngedengerin satu sama lain, dan nyambung karena kita punya same ears.

Same mouth means, komunikasinya jalan dalam hubungan ini tadi. Saling tahu kapan harus berargumen, kapan harus marah, kapan harus bicara halus, kapan harus negur, kapan harus nenangin daaaan lainnya.

Sekarang udah memandang hal yang sama, punya interest yang sama, saling ngedengerin juga, tapi susah kalo disuruh saling ngomong. Yaaaa, susah jalan. Lhawong, komunikasi itu kunci utama. Hehe. 

Anddd, good arms to rely is..

yaaa, we've both have the same arms to rely on when we're falling in the worst part in life. 

Artinya dia bisa nenangin saya ketika saya jatuh sejatuh-jatuhnya, dan sebaliknya. Karena bagi saya, ketika dia nggak tahu kapan saya waktunya harus berteduh, dan saya pun juga nggak tahu kalau dia sudah basah kuyup, artinya kita berdua nggak saling menjaga, nggak saling mengawasi juga. To me, arms is a sign to protection. Relationship do needs a protection. It doesn't have to be 'over' because too much isn't really my thing, but at least.. it reduce the heartbreak.

Ketika saya (nantinya) nemu orang yang ternyata punya same eyes, ears, mouth and good arms to rely, nah yaudah. Disitu deh. Dia yang jadi turning point saya, yang kemanapun saya perginya, semua cuma tempat singgah sementara dia.. rumah.

_

Nah.. jadi gitu deh, bener kan.. panjang banget?

Emang kalo urusan yang begini ini saya bachoood banget, soalnya nggak nemu-nemu :( Again, i'm a person that (i think) will be demanding on relationship. That's why, its hard to found 'the one' that will fulfill all of the expectations i have. Doesn't mean that i ask too much in relationship, but... 
wait, isn't that exactly how relationship should be? WKWKWK. Saya mah nggak munafik~ 
Cuma agak brengsek dikit, WKWKWK~

Yaaa semoga seiring berjalannya waktu juga saya makin bisa buka hati buat orang baru, tahu kapan & kepada siapa menghabiskan waktu dan menganggap relationship & love itu nggak se'wasting time' itu. Tapi bagi saya sekarang dan sampai waktu yang belum bisa ditentukan, 



love is still a fairytale.

and relationship, isn't relationship.

but its reLIEtionship.

Day 16 : Someone i miss

 Someone that i'll always miss is,

my grandfather :)

_____






He passed away when i was 14. 
It was March, 19th, 2015.

When i heard a bad news about him in the morning, 

and have time to visited him on 5 p.m.

I run at the hospital in a hurry, seeking for his room, wishing i could still see him breath easily.

When my Mom calls, i thought it wouldn't be that serious. I thought its just an ordinary situation where the patient needs an easy bed rest, and the rest of the room still can watch TV, or waiting for the other visitors.

But, it is the otherwise. My mom cried when i pick up the call, ask me to come there quickly. Then when i came inside the room with no "knock-knock", i see my Grandfather there, politely smile to me, and say only nice words. He ask me to pray for him because he feels like he couldn't survive longer.

And right there,

I feel like i'm on a movie scene when i'm about to lose someone i love.

But i hate that my thoughts is being real.

He lost his breath at 5.20 pm.

And right there,

I named that 20 minutes as the best 20 minutes in my life.

I can't stop holding his hands even he's already gone.

Even both of his eyes is closed, and his hands are getting cold.

The blanket closed his body, but my hands still can't let him go. 

I held it as much as i can, and sit beside him while the others still taking care of the administration and anything.

I keep sayin' to myself, feeding faith to myself that.. he is still there.

______

Duh,

malah cerita puitis gini.

Jadi makin kangen sama beliau.

Oh ya,

saya biasa panggil beliau "Yangkoeng", iya.. singkatannya Eyang Kakung. Hwehe.

Yang bikin saya selalu rindu sama beliau adalah,

karena saya kayaknya telat sadar kalau Yangkoeng seberarti itu buat saya, dan sebaik itu.

5 tahun berlalu,

dan saya makin kesini makin sadar, bahwa sebenarnya hubungan saya sama Yangkoeng sedekat itu karena beliau selalu ngelindungin saya sampe sekarang. 

Sifat-sifat terkenang yang beliau punya, ternyata ada di saya. Dan sifat yang paling kentara dari beliau adalah.. beliau takut banget buat ngerepotin orang lain. Jadi, as long as he can do it by himself, he wouldn't ask for a help. If there's an urgency, barulah.. Mayday Mayday~

_____

Satu momen yang kalau saya ingat-ingat suka kesengsem sendiri adalah.. ketika waktu itu saya main di pensi SMP saya dan tiba-tiba Bapak sama Ibu ngajak beliau & Yangtie untuk hadir dan nonton saya tampil.

Saya lambai-lambai tangan waktu mereka hadir, nggak ada perasaan yang makin deg-degan atau gimana, justru saya deg-degan karena waktu itu saya bakal bawain lagu pilihan saya yang entahlah.. saya masih belum begitu punya nyawa disitu.

Saya belum bisa nyamperin mereka karena waktu itu mereka hadir selisih 1 penampil sebelum saya. Nah, udah tuhhh saya akhirnya perform.

3 lagu, berjalan luar biasa lancar dan diluar ekspektasi karena nggak ada 'salah' yang terlalu nampak saat itu. Nah, setelahnya.. saya nyamperin mereka karena urusan di stage sudah beres.

Tahu nggak, yang bikin kesengsem apa?

Yangkoeng ternyata nangis liat saya perform! Sambil nanya waktu saya salim, "Mbak Nadin itu bisa main drum belajar darimana?"

Gila. 

Saya bener-bener langsung deg-degan. Soalnya saya inget, kakek saya ini dulu nggak pernah ngebolehin kakak saya terjun di dunia musik kan. Lha kok sekarang saya malah ngikut prohibited things nya hehe. Tapi, ternyata tangis beliau itu tangis haru bukan tangis nesuuu hehehe:')

Beliau bilang beliau bangga banget sama saya, dan memperbolehkan untuk melanjutkan bakat saya di musik. Saya terkejut waktu itu, kok bisa yaaa.. kakek saya yang 'saya kira cuek' sama bakat cucu-cucunya, sampe nangis begitu. Udah, kelar. Alah bangsat saya jadi nangis nulis ini.

Apalagi ya?

Udah kali ya.
Nanti saya makin banjir ini huahahaha.

Intinya, beliau yang hilang tetapi masih selalu ada menurut saya sampai saat ini.

Bahkan dalam titik terjatuh saya terutama soal mimpi, saya selalu semangat kalau mengingat-ngingat beliau dan momen tangis haru itu. Saya jadi semangat lagi, nggak mau nyerah lagi, dan mau ambil langkah kaki lagi. 


_


Untuk Yangkoeng,

sebentar ya. Biar dek Nadin kejar dulu mimpi-mimpi dek Nadin, nanti dek Nadin bawa pulang, coret apa-apa yang sudah dek Nadin tulis & lukis, baru nanti dek Nadin temenin Yangkoeng disana. Okeeeyy? <3





Tuesday 3 November 2020

Day 15 : If i could runaway, where would i go?

 Hmmm,

if i could runaway..

i would go to a place like this..


a place where i could distance myself from anyone, even from the nature itself but i can still see them.

HAHAHA~

But..

what i really wanted to go if i could runaway,

would be.. anywhere.

Because, logically..

i'm running away.

'Run' away.

Means that i'll always move from side to side. HAHA~

So i'd choose this as my 'where i would runaway' 



Yash!

To runaway with a campervan!



Actually,

livin' in a campervan will always be my dream. Yes, 'always'. Because i know that it would be impossible for me. Or i don't know cause i still have no time to figure it out... yet.

I ever watched a documentary about a couple with a baby, livin in a ship for 10 years, and that documentary.... will never get me bored even i have seen it maybe like a thousand times! They're like my favorite!! I love how they could be so well-prepared on deciding that they really moved from an actual house, to a 'moving ship' that is a.... house.

Here's the link of their documentary, perhaps you're curious about how wonderful it is : https://youtu.be/lk83N2u1ZmY


But, i recognize myself, that i'm really scared of the 'sea'.

Well maybe not that 'scared',  but.. still freakin out a little bit. 

So i can't imagine myself, living on a sea, and die by storm. Hhhh, no. No.


Then, since the very first day after i knew what 'campervan' is, the idea of living inside a campervan always be gorgeous on my mind.


Because i could move everywhere i wanted to.

A mountain, a sea, a hill, a city. Everywhere!
And, i don't know, i always enjoy spending my time on the road. Like, its really fun to see the city lights, the cars that passing by, and everything about the street. It such a bless. 


Oh, i could really smell a rain right now, imagining that i'll stopped on a lake, writing songs, make a coffee for myself and see the reflection of the sky on a water vividly.

Oh, and i also hear the sound of a bell, imagining that i'll celebrate christmast on Finland, watching the aurora passing by above me. 

HOHOOOO *laugh like Santa*


____


Well, 

shit.

I loved how my imagination works at it best.

Well i should probably take a nap and continue my imagination about living inside a campervan. But now, i'll add my beloved ones to be inside. Who knows it'll be better. If its worse then i erase him. HAHA.


Cheers<3

Monday 2 November 2020

Day 14 : Describe Your Style

 I wear what i want,

but with a color palette. 



WKWKWKW.

Does that crystal clear? Hehe, let me explain futhermore.


___________


Style saya, 

nggak muluk-muluk. 

Selalu pake apa yang saya suka, tetapi.. warnanya mesti harus cocok atau 1 color palette lah. Kalo nggak, waduuu bakal unmood banget saya.

Tapi, warna yang paling suuuering dan nggak pernah nggak saya pake ya.. hitam & navy. Itu seolah jadi warna primer dalam hidup saya. Terus juga karena.. nggak tau ya, saya ngerasa cocok aja kalo hijab saya pake 2 warna itu. Kayak nyatu gitu lo sama kulit saya. HAHAHA, nyatu. Ngeri banget.


Style saya ini nggak feminin-feminin banget. Nggak sama sekali malah. Saya sampe sekarang belum nemuin keinginan untuk bisa pakai kulot & blus yang anggun gitu, terus pake pashmina. Entah. Padahal saya suka gitu lho liat cewek yang dandannya bisa cocok kalo pake gitu. Giliran saya pakai gitu, jujur.. dari diri saya sendiri juga emang malah nggak pede. Beberapa bilang cocok, beberapa bilang "LO KOK BERUBAH NAD KESAMBET APA LO?" gitu. Tapi emang bener. Yang bilang cocok itu 7%. 93%nya bilang sebaliknya. Nah, diri saya sendiri bilangnya juga, "Anjing ini bukan lo, copot buruan copot. Ganti yang biasanya aja."


Enggak enggak, bukan berarti nggak mau keluar dari zona nyaman.

Cuma fashion kan, a way to reflect yourself. So i wear what suits on me. Not only by size but also by my soul.

Halah halah. Rempong juga.

Pokoknya gitu deh.

Saya pake yang bikin saya pede, walaupun mungkin.. kadang ga cocok sama orang lain. Pun sebaliknya, apa yang biasanya orang lain pake kan belum tentu cocok sama kita. 


Nah, style yang cocok sama saya adalah.. 

yaaa, style saya ini. Pake kaos, jeans sama cardigan/jaket/outer gitu. Terus hijabnya ya itu ituuu aja, kalo nggak navy, ya item. Nah karena itulah kenapa saya mentingin color pallete, karena 2 hijab itu tadi. Jadi baju-baju saya juga baju-baju yang masuk kalo dipakein jilbab warna-warna itu. Kecuali sesuatu yang occasional dan saya lagi belum nyetrika 2 hijab itu, nah barulah saya akan 'sedikit berani' untuk pake baju & hijab warna lain. Tapi tetap dengan color pallete yah. Hwehehe.

Terus, saya orang yang anaknya sepatu banget. Nah, sepatu banget ini bukan berarti yang koleksinya banyak lah, terus barangnya mahal-mahal lah, woo enggak. Tapi, saya anaknya lebih nyaman kalo pake sepatu. Entah kenapa. Kayak.. ketutup aja gitu kakinya. 

Saya nyaman banget kalo udah pake sepatu, sampe kadang-kadang lupa tuh kalo kaki juga perlu istirahat dan bernafas. Saya jarang pake sandal dan malah nggak tahu tuh, sandal yang bagus yang kayak gimana. Maksudnya, bukan sekadar sandal jepit gitu ya. Sandal-sandal yang bisa dipake keluar gitu lohh, saya nggak tahu harus yang kayak gimana. Malah waktu disuruh beli sandal buat bisa dipake keluar gitu, saya malah minta sandal eiger aja, yang ada talinya. Ya soalnya menurut saya itu udah formal banget, karena ada talinya gitu di pergelangan kaki. Jadi ngebuat beda gitu lho sama sandal jepit biasa. Iya ga siiih? :( WKWKWK.



Nah ada warna yang paling kurang bisa saya styling yaitu.. pink sama kuning. Gatau ya, budrek aja gitu kalo liat baju warna itu. Takut kalo dipakein ini itu nggak cocok. Saya udah mulai bisa pake baju kuning karena sweater ibu saya yang waktu itu bagus aja gitu warnanya mustard. Terus saya mulai tertarik dan coba saya pake. Eh, ternyata nggak jatuh-jatuh amat kalo saya pake. Yasudah tuh, mulai pede. Nah, musuh saya ini.. Warna pink ini...

Tapi ternyataaaa, bisa kok. Asal pinknya nggak pink yang nyebelin. Pinknya nggak nyolok gitu lho, nggak bikin kesel pokoknya. Dari sekian baju, saya punya 1 baju pink yang warnanya itu pink pudar gitu jadi alus banget nggak nyolok-nyolok amat, dan bagi saya.. udahhh, itu udah cukup. Lebih dari cukup. 

Pun juga dengan warna kuning, saya punya 1 baju kuning yaitu baju kembar 1 band saya, yang mana semua member harus punya. Tapi saya pakenya juga occasional, kalo lagi sama band saya aja. Kalo nggak gitu, pas lagi di kos. Heuheu~



Style saya itu..

nggak harus yang gimana yaa.. yang diliat orang tuh "wow" gitu. Dulu mungkin saya begitu. Pokoknya harus keliatan lebih beda gitu lho sama orang-orang yang biasanya. Semua pake blus, saya pake flanel gitu biar keliatan tomboy. Ahh gitulah, pokonya harus jadi yang stand out. Tapi itu dulu, jaman SMP kalo gasalah.

Nah sekarang, saya udah mulai bodo amat lah sama orang. Cape soalnya. Sayang mental saya kalo ngeladenin komen-komennya. 

Mau pake jilbab item biru tiap hari terus disangka nggak ganti, yaudah bodo amat. Orang yang nyuci juga sayaaaa :( Oh ya intermezzo dikit, kadang kalian ngerasa pusing nggak sih denger orang yang kayak apa yaa.. gamau gitu lho pake baju itu-itu aja karena takut dikomen orang dan dikirain bajunya nggak ganti. Soalnya kalo saya denger begitu, pusing banget saya. Mo mninggal  

Intinya, mau disuruh pake begini atau begitu, saya ya pokoknya tetap pakai apa yang saya mau. Karena ketika kita pakai yang kita mau, kita pakai yang kita suka, niscayaaa.. aura yang kita hasilkan tuh lebih ceria gitu. Karena hati kita cocok sama apa yang kita pake. Jadi kita pede sama diri kita, nggak ada yang bikin kita inseshhoorrrrr, terus karena kita bisa jadi diri kita sendiri lewat apa yang kita pakai, jadinya kita sendiri juga nggak banding-bandingin style kita sama orang lain.

Karena style itu sesuatu yang personal. Sesuatu yang cuma kita yang tahu apa yang cocok sama kita. Mungkin orang lain bakal bisa bilang, "Eh coba deh pake ini aja buat kamu kayanya cocok." Misi nih, kan "kayaknya". Ya nggak papa tuh kamu coba aja pake, kalo cocok ya alhamdulillah, kalo belum cocok dan malah bikin kita nggak pede ya.. wasyukurillah. 



Style itu emang penting banget, karena.. munafik kalo orang nggak liat dari fisik. Iya nggak sih? Either kita cantik/ganteng, ya minimal punya style yang keren.
Nah karena saya sadar fisik saya juga yaaaa, pas-pasan. Nggak cantik-cantik amat, pendek banget, dan bodynya nggak sebagus itu, yaudah saya benahin lewat cara saya styling. 

Saya adalah tim yang... mending nggak cakep-cakep amat tapi bisa styling. Soalnya, kan memang biasanya yang cakep itu punya privilege "pake apa aja cocok", tapi bukan berarti kita yang biasa-biasa gitu nggak punya kesempatan untuk "cakep" juga. Menurut saya, bisa styling itu suatu ke-tjakep-an tersendiri. Karena kita jadi bisa ngeliat warna, kita jadi bisa tahu mood kita. Seru kan ya, punya moodboard buat diri kita dalam styling? Wehehehe.



Segitu deh dari saya,

nanti malah 1 page sendiri ini ngomongin style. Oh ya, btw saya dan Sarah punya page yang bisa kalian follow! Kita jualan sih tapi nantinya bakal ada keseruan-keseruan tentang style with insecurities gitu. Yuk follow @styleurinsecurities, kali aja cocok. Hehe.


Cheers!<3


Sunday 1 November 2020

Day 13 : Favorite Book

Sebelumnyaaa, saya minta maaf karena keterlambatan menulis 30 Days Writing Challenge ini karena ada suatu hal (yang mungkiiin nanti saya ceritakan entah di postingan kapan). 

Jadi, mungkin ini bakal ada pemunduran jadwal kali ya? WKWKW, saya coba tebus hutang-hutang kelubangan saya dalam menulis biar kontinuitasnya masih bisa nyampe dan nggak jauh-jauh amat :'))

Sooo, here we go,

hmm. favorite book ya.


Repot juga ya, karena saya random banget bacaannya. Dulu sukanya selalu cerita fiksi tapi semakin kesini, interestnya ke lainnya juga. Kayak buku-buku motivasi, buku-buku sci-fi, sejarah dan lainnya.

Tapi,

kalo ditanya apa yang paling favorit,

paling ngena gitu deh yaaa,

would beeee..


- Bumi by Tere Liye

- Outliers by Malcolm Gladwell

- satu buku yang saya lupaaa judulnya apa tapi kayaknya Move On, buku Antologi gitu.

- Manusia & Seni, Dick Hartoko.




HEHE.

Kenapa Bumi?

Soalnya ceritanya nggak disangka-sangka bakal serandom itu dari pas awal baca. Kirain bakal fiksi-fiksi seperti kebanyakan gitu kan, tapi ternyata.. fiksinya nggak cuman sekadar fiksi yang punya plot biasa aja.

Terus bahasa yang disajikan sama Tere Liye itu bahasa yang mudah banget dicerna, jadi flow bacanya bisa konstan nggak ada berhenti di salah satu kata gitu untuk menelaah ini maksudnya apa yaa.

Udah gitu, pas baca buku ini, visualisasinya di otak saya jadinya bener-bener bikin merinding banget. Saya nggak tahu itu termasuk kuasa penulisnya atau nggak tapi hebat aja gitu dari tulisan yang dia buat, pembaca bisa memvisualisasikan sesuatu yang.. yaa sebenarnya diluar perkiraan mereka juga. Jadi, kayak dituntun gitu sama kata-katanya, hueehe.


Kenapa Outliers?
Karena dari buku ini jadi bikin saya tahu kalau ada hal-hal logis yang emang kadang nggak bisa dipikir pake logika juga. Terus dari buku ini juga memberi faktor kesuksesan secara matematis gitu, yang manaaa.. lagi-lagi, masih diluar logika juga (keliatannya). Sensasi pas baca buku ini, kaget tapi akhirnya ketagihan gitu soalnya kalkulasinya aneh tapi ada buktinya. Sialannn sialan. :')


Kenapa Move On?
Itu kan buku antologi gitu, tapi cerita-cerita yang dibikin sama penulisnya, luar biasa. Ngena, dan selalu punya ending yang unpredictable. Nggak tahu ya, sesuatu yang unpredictable itu selalu bikin berkesan, apalagi udah unpredictable, nggak happy pula. Beyuhh, sakitnya luar biasa. Ini kan kumcer gitu ya, jadi pasti ada cerita-cerita yang lebih dominan punya rasa buat saya. Tapiii, itu di buku-buku biasanya. Kalo di buku ini, semua cerita-ceritanya luar biasaaaaa banget, bahkan nggak ada cerita yang 'biasa aja'. Saya nangis di 2 cerpen terakhir, sama cerpen yang ke berapa yaa pokoknya masih tengah-tengah gitu. Cengeng anaknya kalo udah kena kata-kata, monmaap:')


Kenapa Manusia & Seninya Dick Hartoko?

Sebenernya itu buku kuliahnya kakak saya sih, terus kenapa kok saya baca ya karena saya kepo aja gitu, hehe.

Buku ini jadi buku favorit karena tipis, tapi banyak yang bisa tak dapet dari sini. Ada bahasan seni menurut Aristoteles, Immanuel Kant, terus silsilah filsuf-filsuf sangar itu, terus sejarah-sejarah seni yang yaaa, waktu saya baca di usia saya yang kalo gasalah 14 tahun deh waktu itu, bisa saya tangkep banget.

Bukunya berkesan soalnya saya langsung bisa ngambil line dari buku itu since the very first page. 


Entah ya, saya selalu ngerasa kalau sangat penting dalam mengambil 1 line dari buku, film, lagu atau apapun deh. Bagus buat konsumsi pikiran & jiwa soalnya. Jadinya, saya coba pertahankan kebiasaan itu.

Dan buku ini ngasih saya line-line yang kalo ditulis tuh, pleasing~~~
Hadeh susah jelasinnya, saya nggak bisa pakai bahasa yang mudah mentransferkan pikiran saya dalam tulisan. Huhu :')


Yaaaa i think that's it, 3 top favorite books (sejauh ini). Entah ada buku-buku apalagi yang nanti bisa menjadi top 3 berikutnya. Kalo buku favoritmu? Apa?

Thursday 15 October 2020

Day 12 : Favorite TV Series

 Sori banget guys, sori banget.




Walau saya anak broadcasting tapi jujur sejujur-jujurnya, sejak tahun 2016, saya udah jarang banget nonton TV. TV Series yang sempet saya suka dulu itu How I've Met Your Mother, tapi saya dulu terlalu bocil untuk paham itu gimana ceritanya, dan jokesnya apa. 

Nah, pengakuan dosa sudah tersampaikan, 

kini saatnya mencari alternatif yaitu menjawab seolah-olah yang diminta bukan TV series, melainkan Netflix Series.


Eh sek sek, apa netflix series termasuk TV series?


DUH BRIDGING APAAN NIH GAPENTING BANGET?

_____


Nah, tapi kalo denger kata 'series' apalagi suruh nyebutin series favorit, satu pikiran yang langsung muncul & terbit di pikiran saya cuman, "Sex Education".

Saya tuh sebenernya jarang banget nonton series, bahkan nggak pernah mau. Cuma gara-gara waktu itu saya pernah naksir sama orang yang suka Stranger Things, jadinya langsung tuh nyoba ngelihat series itu padahal pas tahu seasonnya udah nyampe 3 gilaaaa, denger aja mager banget.

Saya bukan orang yang suka banget ngehabisin waktu buat nonton sesuatu. Tapi lebih suka kalo ngedengerin sesuatu. Nonton film atau ngedengerin orang ngomong lewat podcast/audiobook, saya lebih pilih audiobook. Soalnya apa yaaa, ya nggak tahu. Se moodnya aja deh kalo nonton film itu, apalagi series.

Terus, setelah saya coba nonton Stranger Things, ternyata saya suka sama seriesnya. Temanya bagus banget soalnya, terus artistiknya apalagi yang di season 3, byuuuh. Juara. Udah gitu, kalo series ini tuh emang bener-bener tertata banget aja semua-semuanya. Impactnya aja, sampe bisa bikin saya ngonsep lookbook pake tema Stranger Things, wehehe.

Tapi, setelah saya nemuin series Sex Education, buseeet.

Awalnya saya kaget aja gitu di episode 1 opening scenenya udah langsung begitu.

Tapi makin kesini makin kesini, gilaa, nggak nyangka banget ternyata saya bisa suka sama series ini. Yang tadinya saya ngelihat Otis udah nggak mood, terus ngelihat aktor-aktor lainnya juga kayak yang hadehhh gaada yang bikin sreg gitu, jadi tiba-tiba sreg aja di episode 4. 

Kenapa sex education? Hm, kenapa ya. Bukan saya yang maniak seks atau gimana gitu ya, tapi..

saya tuh baru tahu ada series yang beneran bisa educating sex dengan cerita yang luar biasa. Poin plusnya lagi, mereka bawa banyak pesan-pesan moral yang nggak cuman tentang sex. That's why this series is really addictive. I mean, like.. if you want to see porn just see porn, not this series. Why i love this series is because this not only contains sex but also the message of everything especially in my age.

Pesan tentang berani menyuarakan isi hati, tentang berani menyatakan cinta tanpa perlu mengikuti standart yang ada, tentang berani untuk speak up soal pelecehan, tentang berani untuk jatuh cinta sama orang yang nggak disangka-sangka, tentang kulit hitam dan kulit putih, dan buaaanyak deh.

There's a lot of messages i've got, from aspects that unpredictably exist in only two season of a series but really that much!




Deeeohhh, 

sori lebay.

Sampe-sampe, saya pas ditanya nangis nonton series apa aja, 

saya jawab banyak (karena saya emang cengeng banget kalo udah nonton film, bisa gampang nangis gitu soalnya gampang kerasukan ceritanya WOAWKOW lebay), tapi saya paling diketawain pas saya jawab Sex Education.

katanya aneeeh masa series begitu bikin nangis.

Ih tapi gila saya nangis banget looohh pas scene Adam & Hawa Eric!

Saya juga nangis pas scene Maeve Willey ngegugurin anaknya itu, aduh. gatau deh. emang keren banget series yang unexpectedly awesome ini. the story was too unpredictable, makanya saya suka. nggak mainstream gitu loh tiap saya mau nebak ini itu, ternyata salah.


Oh ya, dan saya bertahan karena ada Maeve Willey sih,

keren banget peran & penokohan Maeve di series ini. 


Gitulah. Ga closing-closing ini post-postan malah.

Kali ini 1 aja, karena emang saya enggak sesuka itu kalo soal series, hehehe. TP YUYUURRR G SABAR BEUT FO THE NEXT SEASON OF SEX EDUCATION HIHIII, R U GUYS FEELIN THE SAME? OR R U GUYS HAVEN'T WATCH THIS SERIES? 


Harus nonton deh yaaaaa dan setuju dengan sayaaaa atau... jadi bagian yang ngetawain karena saya nangis gara-gara ini series HEHEHE


Kalo kamuuu apa fav seriesnya?



<3


Wednesday 14 October 2020

Day 11 : Talk About Your Siblings

 My siblings,

is my life.

He is..

my biggest treasure i have. 

The gift of life, that i'll always be thankful for.

Namanya Winaldy Senna Praditya,

jaraknya 6 tahun diatas saya, tapi emosinya.... beuh, saya yang diatas dia deh kayaknya. CKAKAKAK~



Satu hal yang bikin saya sadar bahwa sayang banget sama kakak saya adalah karena ketika saya disuruh milih siapa yang lebih dulu meninggalkan dunia ini saya bener-bener bakal milih saya aja. 

Saya nggak bisa bayangin kalau dia nggak ada duluan. Gila bisa mati saya.

Lebay, ya?

Saya ini malu nulis begini, sumpah. Tapi emang gitu.

Kakak saya ini cueknya setengah mati, keras hati banget. Tapi kok ya saya bangga banget punya kakak kayak dia. Bajingan, iya banget. Tapi dia selalu berhasil bikin salut dan menginspirasi saya. 

Yang bikin saya berani terjun ke dunia seni ya.. kakak saya. Yang bikin saya berani buat masuk ke dunia musik ya, kakak saya. Yang bikin saya berani untuk berjuang buat mimpi saya, ya kakak saya.

Nama kontak kakak saya di handphone adalah "Wina Rolemodelku". Kenapa rolemodel adalah karena dia bener-bener rolemodel saya banget buat doing things that i loved in life so that i don't die wondering. Abisnya kisah dia cukup inspiratif banget. Sewaktu penjurusan, dia nggak masuk IPA, dan kakek saya bener-bener bingung banget. Pokoknya tetep berjuang, gimana caranya kakak saya bisa masuk jurusan IPA deh, kalo bisa.. pindah sekolah sekalian.

Tapi, kakak saya berhasil bikin hati kakek saya luluh. Dia tetep masuk jurusan IPS, tanpa harus pindah sekolah. Dia berjuang buat musiknya padahal dia tahu kakek saya bukanlah seseorang yang sepakat kalau cucunya terjun ke dunia seni, apalagi band-bandan. HEHE.

Kakak saya ini juga anaknya aneh, suka exploring things, sampe-sampe dulu ada kejadian jaman dia SD, dia ngilang gatau kemana. Dicariin kesana kemari, dari pagi sampe maghrib, eh akhirnya ketemunya di tiang listrik. Gatau deh, auranya dia bagus kali ya sampe akhirnya berhasil menggait hati makhluk dari dunia yang beda. Lah ga nyambung golok..... Hahahaa~

Kakak saya ini cerdas banget. Dia partner saya dalam nonton Angels & Demons, The Da Vinci Code, Inferno. Dia guru saya dalam mencari referensi tentang apa-apa yang tadinya saya nggak tertarik, jadi benar-benar nggak bisa lepas dari hal itu. Sci-fi thingy, sejarah-sejarah seni, filsafat Aristoteles Socrates dan Plato bahkan Immanuel Kant, nggak akan bisa saya kenali kalo nggak dari interestnya kakak saya.

Kakak saya ini, partner saya ngegame Global Operations dulu jaman kecil. Saya pulang sekolah selalu duduk sebelahan sama dia di depan PC cuma buat ngegame sambil gantian. Gantiannya kalau dia makan, saya yang mainin gamenya. Yaaa, biasa. Dia ngeunderestimatein skill ngegame saya dulu makanya dipinjemin kalo bener-bener dia makan doang. Kalo dia berhenti ngegame, ya saya nurut aja nggak berani lancang buat mainin profile dia. 

Kakak saya ini edukator musik saya. Saya tahu Simple Plan, Avenged Sevenfold, Paramore, ya dari playlist-playlistnya dia di Winamp. Saya ini nggak tahu kenapa ya, tapi apa-apa yang dia into, itu selalu nular ke saya dan bikin saya kepo. Jadinya saya explore apa yang dia celetuk, terus jatohnya saya jadi bener-bener suka hal itu, karena menurut saya.. apa-apa yang datang dari dia ini hal-hal yang keren. Jadinya, saya pelajari deh. HEHE.

Kakak saya ini, 

pokoknya sumber apapun buat saya kepo, yang bikin saya triggered untuk jadi orang yang punya critical thinking yang gede. 

Saya pokoknya berterima kasih deh sama keberadaan dia, karena gara-gara dia, saya jadi tahu saya harus ngapain dalam hidup. Saya jadi punya contoh bahwa sukses itu nggak harus sesuai sama social construct yang ada di Indonesia. Society kita kan gitu, selalu menstandarisasi kesuksesan dengan apa-apa yang materialistis. Padahal, menurut saya sihh kesuksesan itu soal kesejahteraan hati & pikiran, nggak melulu soal kesejahteraan materiil. :')



Pokoknya, kakak saya terbaik deh.

Dia harta paling berharga yang yaaahh.. mungkin gak banyak omong sama saya tapi aksinya luar biasa!

Dia adalah bukti nyata dari quotes-quotes yang saya pasang di kamar seperti :

1. Only speak words you need to tell 

2. Don't let your dreams always be dreams

3. If its not matter in 5 years don't upset more than 5 minutes thinking about it

4. Cogito ergo sum

5. Meraki (like tattoos on his neck)

6. If you want to make a difference, get out and go begin it.

7. Its not the way you plan it, its how you make that happen.


AND SO MUCH OTHERSSSS.



Well, i think that's all  it.

Hope you'll always be grateful for your siblings too because i do!



Cheers <3


Tuesday 13 October 2020

Day 10 : My Bestfriend

Bro,

jujur ini berat banget, karena..


I can't even mention 1 best friend because all of my friend, is my best.


I have no idea, and i don't get the point that every person should have only couple of bestfriends or less than 5.

But, 

to me..

it is the otherwise.

I have more than 5 best friend in my life that i can't compare, or even put them in different stages. Because they're so precious.


Ada hal-hal yang tak bisa saya satukan selain perasaan saya dan perasaannya *HALAAHH HALAHH yaitu.. sahabat-sahabat saya.

Ketika saya ditanya, sahabatmu siapa?
Saya nggak bisa jawab.

Udah kayak dikasih pertanyaan "Man Robbuka?" aja, wkwk~


Soalnya,

mereka udah punya porsi masing-masing di dalem hati saya yang nggak akan pernah bisa tergantikan atau condong ke salah satu. Mereka udah punya tempat dan tempat itu nggak akan boleh ditempatin sama orang lain, nggak boleh saling tukar posisi atau lainnya. 

Ada sahabat-sahabat jaman SMP yang sampe sekarang selalu masih bisa menyumbang tawa dengan candaan anehnya. Aneh, tapi ketawa mulu. Temen yang nemenin dari jaman ke Surabaya naik kereta udah jadi liburan paling berkesan padahal destinasinya cuma ke Mekdi Delta, sambil nyambangi Perpus Balai Kota terus sholat dzuhur di masjid terdinginnya disana, habis itu makan pecel di deket masjidnya. Byuh, masih indah dikenang ternyata.














Ada sahabat-sahabat jaman SMA yang kalo nggak ada mereka, kayaknya nggak ada yang nyelamatin pas saya kena marah guru senior, nggak ada yang diajak kabur pas jam pelajaran, nggak ada yang diajak parkir diluar dan alesan beli pembalut padahal mau balik ke rumah, WKWK. Kok malah jadi flashback gini.






Ada sahabat-sahabat cowok yang dulu kerjaannya jadi tameng buat saya. Temen yang kerjaannya ketemu tiap malem cuma buat ngopi ketawa ketiwi tapi kok ya nggak bosen-bosen. Temen yang bikin mikir, ini bisa nggak ya saya dapet pacar, soalnya kalau mau punya pacar harus diizinin sama mereka-mereka ini. 








Ada sahabat-sahabat yang jadi sedekat nadi hanya karena gagal ikut program exchange ke Jerman, tapi malah jadi team debat paling keren sepanjang masa. Yang kalau casebuild bener-bener saling bisa menerima argumen masing-masing, yang kalau dapet mosi walaupun impromptu pun bisa banget ngebawa data yang hebat buat adju. Duh, missin' those good old days!





Ada sahabat-sahabat yang baru kenal jaman kuliah ini, tapi malah jadi rumah untuk berkeluh kesah. Sahabat yang walaupun usianya 1 tahun diatas saya karena mereka kakak kelas semua, tapi malah jadi akrab banget dan bisa membawa & dibawa kemana-mana. Yang kalo bercanda kadang lupa ngerem, tapi nggak pernah ada namanya sakit hati ataupun marah-marah. Gila, sih mereka. Mau menganggap saya sebagai adik, sekaligus sebagai teman yang kalau kata mereka... ebrekan. WKWKWK kasar tenan.





Pokoknya, kalau disuruh mengurutkan mereka, 

saya akan nyerah duluan. 

Karena bagi saya, sahabat bukan soal siapa yang paling diatas, punya porsi paling besar, atau paling dominan.

Bagi saya,

sahabat punya stages masing-masing, punya waktunya masing-masing untuk hadir.

Definisi sahabat yang harus selalu ada dan lain sebagainya? Pfftt, itu definisi sahabat jaman SMP. 

Sekarang, dewasa-dewasaan aja.

Mereka nggak akan pergi walau nggak selalu hadir dalam presensi,

karena..

sahabatan nggak akan mempermasalahkan absensi, tapi soal substansi dan eksistensi.



Lov u sahabat <3 -Kekeyi



Monday 12 October 2020

Day 9 : Write about Happiness

 Happiness?


Well,

its a feeling.


A feeling of being enough,

eyes that's opened through things we've been waiting for,

mouth that shutted down for everything except smile & laughter,

hearts that beats so fast for things that came unexpectedly,

and breath that wisely out of control.



Happiness is the feeling of joy,

when what we've been wanted for, is already in the front.

When pen in hand is ready to write out the wishlist we've listed.

When being grateful is a must,

when realizing life is beautiful was such an easy thing.



Happiness is,

when you find out thing that you think it makes you happy, turns out differently.

When you find out that being happy isn't always focusing on things that makes you happy.

Dude,

my words is such a mess.

I even got butterflies when i describe happiness, hahaha.


But, one thing that always stays on my mind.

Andy Warhol said,

the more you don't want a thing,

the more you get them.

And to me, 

that's how happiness works.

When we don't wish for it,

when we expect nothing in everything,

we'll get it naturally.

We'll get it unpredictably unexpected.


<3

Sunday 11 October 2020

Day 8 : The Power of Music

 The power of music?


Hmm..















Saya bisa cinta banget sama musik dan ngerasa musik itu powerful kayaknya dari jaman SD waktu saya masih hobi banget ngegame di PC. Itu rasanya kalau nggak ada musik di winamp saya, gamenya kalah mulu. Dulu saya ngegame Global Operation dan bakal bisa konsentrasi nyelesaiin misi kalau ada musiknya. 

Musiknya dulu masih jaman Avril Lavigne, Simple Plan, Sum41, Blink182, MCR, sama A7X. WKWK.

Terus sekitar 2009 apa 2010 ya, saya bener-bener into musik Pop banget. Eranya Justin Bieber, Taylor Swift, dan tidak lain tidak bukan, Vierra. Dulu saya kan sering ikut nemenin Bapak yang bisnis jual mobil riwa-riwi dari Mojokerto ke Bogor, Depok, dan daerah-daerah sana tuh. Makanya, saya merasa penting banget punya playlist selama perjalanan dan menjadikan aktivitas headsetan selama perjalanan itu aktivitas yang primer banget.

Sampe akhirnya, 2011, sehabis Paramore concert di Indonesia,

saya jadi tahu tuh band yang ternyata mengubah hidup saya dan menemani tumbuh kembang saya yaitu... Paramore.


Intermezzo aja,

saya dulu pernah dapet poster dari langganan majalah Kort punya Kakak saya, posternya dua sisi gitu. Sisi yang satu fotonya Hayley Williams, sisi yang satunya lagi Widi Vierra. Karena saya belum tahu Paramore pas dapet poster itu, jadilah saya nempel sisi yang ada Widinya di kamar. Ehehhh~


Nah, 

power dari musik yang ternyata saya rasain ya semenjak saya bener-bener into Paramore itu.

Saya ngerasa bahwa musik nggak cuman musik aja, tapi mereka punya nyawa.

Dari lirik yang mereka tulis, dari nada yang mereka buat, bisa semagis dan semenarik itu.


Bagi saya, musik itu wadah untuk menyimpan memori dalam hidup.

Nggak jarang, beberapa orang memusikkan memori mereka. Kayak semisal secara nggak sadar, kita lagi ngedengerin lagu A, langsung keinget suatu momen gitu. 

Kalo saya, ada tuh lagu dari Paramore - Hallelujah, dan ketika saya muterin lagu itu yang langsung keinget dalam otak saya adalah tragedi jatuhnya Pesawat Sukhoi, karena waktu itu lagu Hallelujah lagi on repeat banget sampe-sampe saya nonton berita sukhoi juga ditemenin lagu ini. Akhirnya, kebayang deh tuh korban-korban pesawat Sukhoi tiap saya dengerin lagu ini, nggak sadar kadang saya juga nangis.


Nah, the power of music sendiri.. mereka nggak cuma nyimpen memori, tapi juga bisa menyimpan tragedi, dan seringkali jadi penghasil air mata. Menurut saya, musik yang powerful ya nggak cuma dinilai dari segi 'musik'nya aja, tapi dari nyawa yang mereka punya untuk bisa kena di hati pendengarnya.

Bahkan, saya suka bikin playlist sesuai mood yang sedang saya rasain dan menganggap membuat playlist adalah aktivitas yang menjadi sebuah keharusan. Playlistnya kadang saya bikin sesuai genrenya, sesuai tahun-tahun saya sering mendengarkan lagu tersebut, dan yaaaah, kadang ada juga yang random banget sesuai liriknya atau gimana-gimana. 

One thing for sure is,

Saya memandang musik bukan sebagai sesuatu yang keren, harus tinggi standartnya, harus sesuai teori dan blablabla aaaah, bullshit.

Telinga pendengar ini sama aja, mau dari berbagai genre pun juga bentuk telinganya gitu-gitu aja then why make it so segmented?



Oh, by the way feel free to visit my Spotify profile if you want to enjoy my playlist :

https://open.spotify.com/user/nadyarizq?si=sJbz6DQ3SXaNNTJt-t50dA


JANGAN LUPA FOLLOW HEHE, pasti tak follback~



Cheers! <3




Saturday 10 October 2020

Day 7 : Favorite Movie

 My all time favorite movie will always be ....


AUGUST RUSH.


Saya,

yang punya orang tua yang nggak begitu suka terjun di dunia musik, entah kenapa tiba-tiba bisa cinta banget sama musik. Saya bener-bener menganggap musik sebagai suatu pelarian saya, sebagai media saya untuk menenangkan diri karena bagi saya musik adalah meditasi dan solusi atas semua masalah yang saya hadapi, dan sakit hati yang saya rasakan.


Kalau ditanya, "Kok bisa secinta itu sama musik gara-gara apa?"

Jawabannya...


Ya karena nonton film ini. HEHEHEHE, lebay ya?


Ya gimana, terjadinya kayak gitu. 


Awal saya nonton August Rush adalah gara-gara disuruh sama kakak saya. 

"Dek, coba nonton film ini aja. Filmnya anak ISI, nih.

Itu tahun 2013 awal. Aneh bener emang. Tapi saya ya mau-mau aja. Yaudah tuh saya tonton dong dan..


WOW.


The energy was super amazing! 



Saya tiba-tiba kayak nemuin suatu anugerah gitu lewat film ini. Tiba-tiba langsung pengen bisa main musik dan mencari jati diri serta penemuan-penemuan magis lainnya lewat musik. Padahal, jaman SD saya berkecimpungnya di dunia sastra dan sama sekali nggak tertarik ke dunia musik. Lha wong saya disuruh nyanyi di depan orang aja nangis karena takut & demam panggung. HEHE :( 



Another favorite movie that gives me such an impact is,


Sing Street


Kenapa Sing Street soalnyaaaa

Endingnya asu banget. 

I thought the best movie ending in history belongs to The Breakfast Club but then i found this movie. And to me, this movie has the best ending scene ever!

Terus film ini juga berhasil ngasih vibes lawas ke film yang rilis abad ini. Jalan ceritanya juga seru banget. Rebellious movie that contains friendship, dreams, and love story. Tapi yang paling nggak disangka-sangka ya setelah ending scene, film ini ngasih 1 kata-kata yang ajaib banget.



"For brothers everywhere.."

Disitu tuh kerasa magisnya. Kepo toh? Coba nonton.


Another favorite movieeeee... hmmm, 

Love, Rosie.


Kalau ditanya, favorite romantic movie.... ya saya nggak bisa jawab kalo cuma romantic doang, harus romcom. Karena lebih ngena aja gitu. Romcom satu ini was a magical things for me too.


Mungkin karena saya temenannya sama cowok mulu ya, dan pas nonton ini tuh sedang percaya-percayanya bahwa i'll end up with one of my besties. Dan lewat film ini, terjawab sudah rasa-rasa ke friendzone an itu *uoposihhhh.




Itu kali ya, top 3 nya.

Other favorite movie that should be mentioned, would be :

Thor : Ragnarok, Divergent, Pitch Perfect, 3 Hari Untuk Selamanya dan Filosofi Kopi 2.



Duh sebenernya masih banyak lagi, tapi jadinya mentioning movie that i've already watch dong HEHEHE.


Itu aja siiih yang sejauh ini saya tahu dan masuk ke list.  

Mungkin, ada rekomendasi film buat saya tonton? 

Oh iya, FYI i'm not into horror movies, not at all. Atau mungkin ada saran yang menarik biar saya tertarik into another movie genre that i haven't been into? Komen dong? :(

trite

i alw ays won der are The Smiths re ally be honest , for the h e avenly fe e li n gs o f de ad by yo u r sid e. bec ause by on ly seeing ...