Monday 13 August 2018

The Perks of being Half Left-Handed until 2018

Galaksi punya berjuta planet.

Dari jutaan planet, ada satu planet yang dinamakan, 'Bumi'.

Di Bumi, terdapat ratusan negara yang menghidupinya.

Salah satu dari ratusan negara tersebut adalah, 'Indonesia'.

Indonesia punya beribu pulau.

Dan salah satu diantaranya adalah pulau 'Jawa'.

Pulau Jawa memiliki berjuta penduduk.

Dan dari jutaan penduduk tersebut,

tak semuanya melakukan aktivitas menggunakan tangan kanan.

Yap, ada 1 per 10 mungkin dari mereka pengguna tangan kiri. Dan saya, termasuk.


Dulu.



___________________________




HALO!

ApH4 QbAr??

Wqwq bercanda.

Gimana kabar?

Sudah bahagia atau masih berduka?

Dah... jangan larut terlalu lama dalam duka, nga baek.


Oke, jadi..

dalam rangka Left-Handed Day yang dirayakan tiap 13 Agustus,
saya membuat post ini.

Spoiler aja,
yah.. biar to the point aja.
Post ini bertemakan tentang bagaimana saya menghidupi hidup saya selama 17 tahun sebagai pengguna kedua tangan, dan cukup terintimidasi olehnya.
Bagaimana ceritanya? BEGINI.

__________________________

Singkat cerita,
di suatu siang yang panas, saya sama Ibu saya keluar belanja ke pasar. Selepas itu, kami berdua ingin makan karena lapar. Nah, menu yang kami pilih pun tak cukup tepat, karena siang-siang panas, kami milihnya baso. Hm.

Saat makanan sudah hampir habis, kami sudah mulai mengobrol dan bercerita.
Kejadiannya begini, saya menggunakan tangan kanan saya untuk mengambil es cao saya. Karena ingin menyambi, saya mengambil sesendok kuah baso dengan tangan kiri saya dan menyuapkannya.
Awalnya saya biasa saja,
tapi.. Ibu saya ngeliatin saya muluuuu. Peka dong saya.
Akhirnya saya tuker tangan saya yang kanan buat ngambil kuah baso dengan sendok. Ibu saya cuma ketawa pada saat itu.

Sampe akhirnya, saya ngewawancara Ibu saya. Tapi, saya memulainya dengan dialog yang cukup konyol. Kira kira begini deh,

Saya : "Bu, nanti kalo aku punya suami, orang tuanya marah nggak ya kalo aku kidal?"
Ibu : "Nah, makanya.. Biasain dari sekarang berubah tangannya."
Saya : "Tapi masa bisa sih, tingkat kesopanan dinilai dari tangan? Atau emang orang Jawa doang yang gitu?"
Ibu : "Ya, sebenarnya nggak juga sih."


Keluarga besar saya, baik dari Bapak maupun Ibu, itu benar-benar mewajibkan etika yang baik dan sopan. Dari yang paling sederhana aja, penggunaan bahasa berdasarkan tingkatan ngoko-krama, atau panggilan berdasar silsilah keluarga dan bukan berdasar usia.
Termasuk dengan kesopanan beraktivitas lainnya. Hanya saja, saya yang salah kaprah sendiri.
Saya pake tangan kiri, di masa kecil saya yang bikin saya akhirnya ditakutkan sejak kecil, "Iki bocah kok kidal, kudu piye?" 


Ibu : "Ibu itu dulu bingung, mau digimanain biar kamu nggak kidal. Eyang Tie selalu pesen ke Ibu, kamu itu harus dilatih biar nggak kidal. Sampe-sampe Ibu ke psikiater."
Saya : "Hah? Ngapain ke psikiater?"
Ibu : "Ya tanyaaa biar kamu nggak kidal itu nyembuhinnya gimana."
Saya : "...."
Ibu : "Akhirnya, Ibu mesti naruh tangan kamu di belakang kalo kamu tak gendong. Pokoknya, tak tahan biar nggak gerak yang tangan kiri."
Saya : "Lha kenapa?"
Ibu : "Lha tanganmu yang kiri itu lho, gerak terus!"


I found it interesting dude. Soalnya, selama ini yang saya tahu, saya kidal itu karena saya suka bermain sama tetangga sebelah rumah saya yang juga kebetulan kidal jadinya saya ketularan kebiasaannya itu.


Saya : "Bukannya aku kidal gara-gara Pak ****?"
Ibu : "Nggak. Kamu itu kidal dari kecil, nah terus ternyata kok ya kebetulan Pak **** itu juga kidal. Cocok! Kamu mainnya kesana tiap hari lagi. Tambah sumpek Ibu."
Saya : "Hahaha. Terus terus?"
Ibu : "Ya gitu, Ibu pokoknya cari cara terus biar kamu gak kidal. Sampe akhirnya, kamu di opname kan sakit waktu itu. Ibu minta susternya gimana caranya pokoknya harus disuntik di tangan kiri, biar tangan kananmu itu belajar."


Hahaha, saya jadi ingat. Waktu kelas 5 dulu, saya pernah nerbitin kumcer judulnya 'Fotografer Cilik' dan salah satu cerpen di dalamya ada yang berjudul 'Terima Kasih, Dokter!'. Dan di cerpen itu saya menceritakan gimana saya bisa belajar tangan kanan.
Iyap saya inget. Saya dari kecil emang sering banget keluar masuk rumah sakit, di opname karena thypus. Dan itu peluang buat Ibu saya biar saya bisa belajar tangan kanan. Hm, cerdik juga.
Saya nangis waktu itu, soalnya saya kan semangat-semangatnya belajar nulis, eh.. pas disuruh nulis 'bismillah' kok baru sadar yang diinfus tangan kiri, saya gabisa nulis dong.. panik dong.. nangis dong..

Tapi, akhirnya..
dari kejadian itu, saya jadi perlahan belajar untuk nulis pake tangan kanan. Alhamdulillah, pelan-pelan.. saya bisa nulis pake tangan kanan, horeeee!! :D

____________________


Sebenernya, kalo dibilang left-handed, itu nggak bisa. Soalnya, saya sekarang sudah bisa melakukan aktivitas dengan tangan kanan.
Tapi, kalo dibilang 'mantan' left-handed pun, itu lebih nggak bisa. Soalnya, saya juga sadar, nggak semua yang saya lakukan itu dengan tangan kanan.
Saya sampe sekarang nggak bisa menyapu, menggunting pake tangan kanan. Hehe. Aneh ya.
Terus kadang, saya kebablasan aja gitu nyahut-nyahut barang pake tangan kiri (kecuali ngasihin barang ke orang ya! *tapi saya kadang masih suka salah tangan*), atau makan pake tangan kiri kalo lagi mager gitu.
Oleh karena itu, saya memanggil diri saya ... 'half' left-handed :3

Tentu,
hidup di Indonesia, apalagi di Jawa, itu merupakan suatu kesulitan tersendiri kalo kamu mau beraktivitas pake tangan kiri. Abisnya, kita dianggap nggak sopan. Tapi ada enaknya, kadang.. kita dianggep pintar karena penggunaan tangan kiri itu. Padahal aslinya ya.. podo wae -_-

Nah..
That's why i wanna share some of my 'perspective' about being a half left-handed. And also, both of good and bad impacts.


1. Kamu nggak sopan
Di lingkungan saya, mayoritas adalah pengguna tangan kanan yang artinya saya minoritas.
Asli sih, misalnya saya keceplosan ngambil kuah sayur asem pake tangan kiri (karena kalo pake tangan kanan pasti tumpah), pasti langsung disorot sama mata-mata tajam mereka sambil agak ngebentak, "LAH! Kok pake tangan kiri?"
DHIER.

1.1 Kamu mendadak diperhatiin
Tetapi, setelah kamu disemprot sama pertanyan loh kok pake tangan kiri itu, kamu langsung ditanyain, "Lho, kamu sejak kapan kidal?"
Akhirnya ditanyain asal muasal pusar kehidupan/

2. Kamu adalah kaum setan
Gila ya, ngeri juga pas saya baca fakta-fakta orang kidal di internet.
Kita yang kidal ini, pengguna tangan kiri, pengguna tangan jelek ini, dianggep kaum setan coyyy. Walah.
Padahal, saya percaya, bahwa Tuhan gak akan menciptakan sesuatu yang sia-sia. Ganja aja yang dianggap tabu disini aja masih punya manfaat dan nilai guna, mengapa tangan kiri enggak?
Yaa, memang sih beberapa dakwah Rasul, itu nggak memperbolehkan umatnya menggunakan tangan kiri karena memang setan menggunakan tangan kirinya untuk melakukan apapun.
Kalo bicaraa soal dakwah Rasul, saya angkat tangan deh. Makanya saya juga agak meminimalisir penggunaan tangan kiri kalo memang masih bisa digunakan pake tangan kanan. Hwehe.

2.1 Kamu dianggep cerdas
Biarpun kamu dianggep kaum setan sama sebagian orang, santai. Masih ada sisa dari sebagian itu yang menganggap kamu beda. Kamu dianggapnya lebih cerdas. Denger-denger nih, katanya orang kidal itu bisa menyeimbangkan pemikiran gitu. Gak jarang juga tokoh-tokoh hebat itu pake tangan kiri. Baca-baca.... gitu sih.


3. Kamu pemalu dan emosional
Ini bener banget.
Kalau berdasarkan pengalaman saya, saya orangnya pemalu banget. Duluuuu. Terus saya sempat benar-benar yaaa gitu lah kalo kata orang-orang saya benar-benar extrovert parah, kelihatannya ceria terus padahal aslinya juga biasa aja :v Yeaahh namanya juga pipel.
Terus, kalo soal emosional, bener. Gak jarang orang kidal itu biasanya lebih emosional dan mudah tersinggung. Tapi, menurut saya.. kayaknya itu lebih masuk akal kalo dikaitin sama usia sihh. Soalnya usia-usia labil biasanya ya usia anak muda itu, yang menyebabkan mereka gampang bingung, gampang terombang-ambing dan gampang emosi. NGEHEHE.

3.1 Kamu unik 
Yaaa gitu.
Orang kidal biasanya punya keunikan masing-masing.
Keunikan saya?
HMMM APE YEH.
Hahaha, gatau deng.

Baca-baca (lagi) di internet, ada satu fakta bilang bahwa orang kidal biasanya itu pemberontak gitu. Ya cocoklah. Saya pemberontak parah, jarang nurut sama aturan, dan sering menyalahkan cacat sistem.

__________________________

Yaaaah
Itu sih fakta-fakta menarik yang cuma secuil.

Intinya apa yaaah..

Saya cuma mau menyampaikan aja..

Sebenernya nggak ada beda kok, antara left-handed atau right-handed. Sama-sama pengguna tangan kan :v
Bedanyaaa sih, kalau di Indonesia sejauh ini.. apalagi di Jawa,
left-handed itu semacam dipandang se'aneh' itu aja.

Kalau kalian nemuin temen kidal, tolong jangan di diskriminasi aja sih.
Kadang ada yang menjadikan itu sebagai bahan candaan belaka, tapi kadang ada juga yang masuk ke hati gitu.










APASIH ANJIR ASLI NGGA NYAMBUNG PARAH.









Happy Left Handed Day pokoknya!!!

Much love from ex-left handed that still use left-hand sometimes so that i'll call myself half left-handed and i'm....

fucking..

proud.

MUACH :*

trite

i alw ays won der are The Smiths re ally be honest , for the h e avenly fe e li n gs o f de ad by yo u r sid e. bec ause by on ly seeing ...