May i share my princip of being single to be the intro of this writing?
It would be :
To me, being happy isn't always being in a relationship.
Hehe.
Saya orangnya nggak terbiasa ada dalam suatu hubungan, karena saya selalu merasa hubungan itu mengikat. Entah larangan untuk ngelakuin ini itu, perbedaan pendapat yang mungkin susah untuk ditolerir. Menurut saya, nggak mudah buat menyatukan dua kepala, memperkenalkan dunia ke satu sama lain dan mengajak untuk mendalaminya bersama, meredam ego satu sama lain agar tidak saling memenangkan argumen masing-masing. Sebenarnya, nggak sulit sih. KALAU ORANGNYA TEPAT.
Nah, itulah mengapa saya merasa single adalah pilihan yang terbaik. Karena dengan menjadi single, kita setidaknya nggak terlalu cepat menyimpulkan seseorang itu memang orang yang tepat bagi kita. Takutnya ntar suatu hubungan dipaksa menjadi tepat hanya karena kita "merasa" seseorang yang ada di samping kita itu orang yang tepat. Iya sih, saya tahu definisi tepat itu pasti berbeda-beda tiap orang karena sama seperti cantik, bagi saya tepat itu relatif.
Untuk mengenal seseorang dan menganggap mereka orang yang tepat bagi saya nggak cukup cuman sebulan, apalagi sehari atau dua hari. Bayangin ajaa, kita membagi dunia kepada orang yang baru saja kita kenal. Sulit pasti.
Bagi saya, hubungan nggak cuma sekadar memberi tahu, mendengarkan dan excited sama semua-semua dari orang yang kita cinta.
Tapi, sama-sama memperkenalkan,
"Ini lho, duniaku. Kalau duniamu gimana?" atau "Ini lho, pandanganku terhadap ini itu. Kalau terhadap ini itu, pandanganmu gimana?"
Karena kalau yang kepo dan ingin tahu cuma salah satu, ya mending nggak usah jadi satu. Single aja. Happy kok.
Single kasihan banget ya, berarti kita nggak laku-laku gitu? Cih, mana ada.
Menurut saya, single tuh lebih seru karena kita bisa lebih fokus sampai benar-benar tahu apa yang benar-benar kita tuju, dan nggak mudah terpaku sama hal-hal yang semu.
Ketika kita bisa menemukan orang yang punya sama mata, sama mulut, sama telinga dan dada & bahu yang kuat untuk menopang jiwa & raga. ASheeGGG~
Single bukan berarti kita sendiri, lho. It will never be like that. Tanpa menjatuhkan pihak yang satunya, saya menganggap single itu tangguh aja karena dia bisa facing everything by themselves. Ada masalah, ya dikelarin sendiri. Nggak terlalu terikat untuk minta saran pacar dan menyelesaikan masalah atas seizin pacar.
Single happy, ya karena.. permasalahannya yang dihadapi bakal lebih besar dari sekadar ruang lingkup dua kepala yang biasanya bikin lupa segala. Single happy karena mental bakal lebih terjaga, lebih stabil.
Single nggak punya sumber atensi? Salah besar.
Kenapa saya bilang single lebih happy ya karena atensinya nggak terpusat pada satu orang ; pasangan. Atensinya bisa darimana aja dan we can count it in more supportive & positive way. Bayangin kalau pacaran yang dipermasalahin kadang kan, "Eh.. kamu kok nggak perhatian sih? Aku nih pacarmu, lho." Beda kalo single. Yang keluar dari pikiran juga, "Eh.. gila! Makasih loh ya, kamu udah perhatian ke aku."
Ya itu yang bikin happy. Kita bisa punya perspeksi yang lebih positif kepada semua hal. Nggak terbiasa minta lebih akan hal yang datang dalam hidup. Nggak pernah merasa kurang atas apapun yang datang walaupun mungkin tanpa permisi.
Single happy karena..
Nggak perlu ada permasalahan kalau salah satu lua waktu untuk saling beri kabar. Nggak perlu ada perdebatan ini itu kalau salah satu gendutan atau kurusan. Nggak perlu ada masalah untuk saling menjatuhkan terhadap sesama manusia hanya karena ada rasa cemburu ini itu. Nggak perlu ada masalah nggak bisa nyempetin waktu karena yang paling berharga ya ketemu sama siapapun itu. Hihi.
Saya nggak bilang yang pacaran itu lemah ya.
Saya justru salut, soalnya mereka bisa dalam hubungan yang saling jaga hati, jaga pikiran dan memberdirikan apa-apa yang beda pada awalnya.
Saya salut banget mereka bisa menahan ego dan milih untuk mengalah di saat yang tepat. Saya belum bisa.
Eh, bisa deng.
Tapi kayaknya waktu itu orangnya nggak tepat, dan saya nggak mau kalau dalam suatu hubungan saya doang yang dominan. Saya sadar saya orangnya expecting banget, bahkan demanding. Makanya, kalau saya nemu partner yang nggak tepat, saya malah jadinya suka kacau hatinya karena saya ngerasa mereka punya hutang sama ekspektasi saya, dan akhirnya sakit sendiri karena tahu mereka nggak bisa menuhin itu.
Bisa nerima, bisa.
Tapi, kalau dipaksain, ya buat apa? Sakit sendiri.
Mending single terus,
terus dapetnya yang tepat sekalian. Sampe-sampe bikin saya sungkan buat expecting atau bahkan demanding. WKWKWK~
Makanya kenapa saya single & happy,
ya soalnya saya terlalu alpha,
dan mungkin nggak bisa kalau terlalu lama sama orang-orang yang beta/omega. Saya tetep single and happy deh, sampe saya bisa nemu yang lebih alpha dari saya. Nggak tahu kapan tapi, HEHE~
Ditunggu aja, sekarang saya masih happy dan fine kok being single~
Cheers<3
No comments:
Post a Comment