Tuesday, 13 October 2020

Day 10 : My Bestfriend

Bro,

jujur ini berat banget, karena..


I can't even mention 1 best friend because all of my friend, is my best.


I have no idea, and i don't get the point that every person should have only couple of bestfriends or less than 5.

But, 

to me..

it is the otherwise.

I have more than 5 best friend in my life that i can't compare, or even put them in different stages. Because they're so precious.


Ada hal-hal yang tak bisa saya satukan selain perasaan saya dan perasaannya *HALAAHH HALAHH yaitu.. sahabat-sahabat saya.

Ketika saya ditanya, sahabatmu siapa?
Saya nggak bisa jawab.

Udah kayak dikasih pertanyaan "Man Robbuka?" aja, wkwk~


Soalnya,

mereka udah punya porsi masing-masing di dalem hati saya yang nggak akan pernah bisa tergantikan atau condong ke salah satu. Mereka udah punya tempat dan tempat itu nggak akan boleh ditempatin sama orang lain, nggak boleh saling tukar posisi atau lainnya. 

Ada sahabat-sahabat jaman SMP yang sampe sekarang selalu masih bisa menyumbang tawa dengan candaan anehnya. Aneh, tapi ketawa mulu. Temen yang nemenin dari jaman ke Surabaya naik kereta udah jadi liburan paling berkesan padahal destinasinya cuma ke Mekdi Delta, sambil nyambangi Perpus Balai Kota terus sholat dzuhur di masjid terdinginnya disana, habis itu makan pecel di deket masjidnya. Byuh, masih indah dikenang ternyata.














Ada sahabat-sahabat jaman SMA yang kalo nggak ada mereka, kayaknya nggak ada yang nyelamatin pas saya kena marah guru senior, nggak ada yang diajak kabur pas jam pelajaran, nggak ada yang diajak parkir diluar dan alesan beli pembalut padahal mau balik ke rumah, WKWK. Kok malah jadi flashback gini.






Ada sahabat-sahabat cowok yang dulu kerjaannya jadi tameng buat saya. Temen yang kerjaannya ketemu tiap malem cuma buat ngopi ketawa ketiwi tapi kok ya nggak bosen-bosen. Temen yang bikin mikir, ini bisa nggak ya saya dapet pacar, soalnya kalau mau punya pacar harus diizinin sama mereka-mereka ini. 








Ada sahabat-sahabat yang jadi sedekat nadi hanya karena gagal ikut program exchange ke Jerman, tapi malah jadi team debat paling keren sepanjang masa. Yang kalau casebuild bener-bener saling bisa menerima argumen masing-masing, yang kalau dapet mosi walaupun impromptu pun bisa banget ngebawa data yang hebat buat adju. Duh, missin' those good old days!





Ada sahabat-sahabat yang baru kenal jaman kuliah ini, tapi malah jadi rumah untuk berkeluh kesah. Sahabat yang walaupun usianya 1 tahun diatas saya karena mereka kakak kelas semua, tapi malah jadi akrab banget dan bisa membawa & dibawa kemana-mana. Yang kalo bercanda kadang lupa ngerem, tapi nggak pernah ada namanya sakit hati ataupun marah-marah. Gila, sih mereka. Mau menganggap saya sebagai adik, sekaligus sebagai teman yang kalau kata mereka... ebrekan. WKWKWK kasar tenan.





Pokoknya, kalau disuruh mengurutkan mereka, 

saya akan nyerah duluan. 

Karena bagi saya, sahabat bukan soal siapa yang paling diatas, punya porsi paling besar, atau paling dominan.

Bagi saya,

sahabat punya stages masing-masing, punya waktunya masing-masing untuk hadir.

Definisi sahabat yang harus selalu ada dan lain sebagainya? Pfftt, itu definisi sahabat jaman SMP. 

Sekarang, dewasa-dewasaan aja.

Mereka nggak akan pergi walau nggak selalu hadir dalam presensi,

karena..

sahabatan nggak akan mempermasalahkan absensi, tapi soal substansi dan eksistensi.



Lov u sahabat <3 -Kekeyi



No comments:

Post a Comment

trite

i alw ays won der are The Smiths re ally be honest , for the h e avenly fe e li n gs o f de ad by yo u r sid e. bec ause by on ly seeing ...