Ways to win my heart?
Hohoooo,
bakal panjang nih~
__
Hmm,
ways to win my heart is.. 'being true to yourself'.
Saya ini orang yang susah peka 'kepada diri saya sendiri' karena takut GR aja. Ketika saya suka sama seseorang, saya bisa tuh kasih kode-kode ke mereka. Saya juga kadang bisa baca kode-kode dari mereka, tapi.. karena ingin menghindari rasa sakit sendiri yang munculnya selalu dari ekspektasi, ketika saya mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati, saya beranggapan kalau itu cuma...... kebetulan saja.
Nah, hal ini yang mungkin bikin capek orang yang pengen ngedeketin saya, karena saya goblok aja gitu gabisa tahu mereka ini lagi ngedeketin apa nggak. Sampe akhirnya, kadang ada salah satu dari mereka yang ngedeketinnya pake cara..... "ya ini aku punya interest yang sama sama kamu nih, kita cocok." gitu.
Dan karena saya orangnya orang paling gampang percaya & susah mikir yang aneh-aneh ke orang baru, ya saya kadang iya iya aja.
Pernah di suatu hubungan, seolah kita bener-bener cocok banget di awal, ternyata ketika dijalani.... huhuuuu, baru ketahuan ternyata dia yang nggak jujur sama dirinya sendiri dari awal karena tujuannya cuma pengen ngedapetin aja. Ketika saya coba pikir positif bahwa memang itu konflik normal dalam hubungan, kenyataan selalu nunjukin bahwa, "ini tuh bukan konflik tapi emang nggak seharusnya jadi satu aja." dan iya, semakin jauh kita jalani kita semakin sadar bahwa kita saling nggak jujur sama diri kita masing-masing. Saya nggak jujur sama apa yang saya cari di relationship, pun dengan dia yang nggak jujur dengan apa-apa yang sebenarnya nggak ada dalam dia tapi di-"ada-adain", biar saya seneng. WKWK naas.
Ketika saya kenyataan itu, ya saya nyalahin diri saya sendiri juga. Saya juga seharusnya bisa jujur sama apa-apa yang saya cari. Dia yang bisa jujur sama keinginannya, jujur sama dunianya, nggak malu buat kasih tahu ke orang bahwa dia interest ke dunia begini begitu tanpa tujuan "seeking attention to the loved ones", ya itu yang bisa menangin hati saya.
I don't care if your dreams are different than the others, your eyes see things that others didn't see, your interest are not like the majority, i don't care. As long as you livin' what you've believe in, i'm in.
__
Ways to win my heart again is,
effortlessly affording yourself with what you have.
Ini penting banget sih.
Sebenernya karena apa yaaa,
kesejahteraan materi bukan nomor satu buat saya. Yang nomor satu buat saya selalu kesejahteraan hati & pikiran. Nah, either do ke orang yang saya cari. Saya lebih bisa nerima orang yang nggak memaksakan diri untuk bisa tampil sekeren itu di depan publik. Hihi.
Saya kan selama ini tahunya insecurenya cewek aja kan, ternyata ketika temen-temen cowok saya ngobrol soal insecurities mereka, kebanyakan selalu insecure karena 'materi'. Ada yang kesel karena dirinya nggak bisa punya motor/mobil yang bagus sehingga nggak ada cewek yang mau nempel, ada yang kesel karena bajunya nggak branded, dan lalala lilili. Terus lucunya, mereka bilang, "kalo aku punyanya kayak gini, mana ada yang mau sama aku? Cewek kan pasti cari yang kaya."
Goblok hih.
Dikata cewek selalu liat materi doang? Sebel :(
Saya bener-bener lebih stand for a man that is not forcing himself. Ketika bisanya makan di warteg, ya yaudah. Ketika bisanya dirumah & nggak ngopi pansos gitu, yaudah. Ketika bisanya pake baju thrift-thriftan whether than the new one, ya yaudah. Tapi dia pede gitu lho untuk membranding dirinya sendiri, nggak ngeluh gitu. Karena.. cowok yang nggak suka complaining life & things he didn't have is a... <3<3<3<3<3
_
Ways to win my heart is being able to exist in every situations.
Means that dia nggak menutup diri dari banyaknya situasi & kondisi yang mungkin terjadi dalam hidup. WKWK. Diajak ngaji mau, disuruh sholat nggak rewel, nggak malu nawarin makan di kaki lima, nggak malu bawa motor yang 'baginya' biasa aja, nggak malu styling sesuai sama apa yang 'nyaman' dia pakai, nggak kampungan kalo diajak ke tempat-tempat 'yang bagi kita' classy, bisa bejat sebejat-bejatnya, tapi juga bisa diajak tahu batasan bejat.
Pokoknya, dibawa kemana-mana itu bisa deh WKWK. Soalnya saya bakal bisa jadi perempuan yang bisa diajak kemana-mana. Maksudnya ini kemana-mana itu ya nggak rewel & tahu harus memposisikan dirinya seperti apa. Diajak ke anak-anak yang bercandanya gasopan, nggak sok suci & bisa gabung ke jokesnya, diajak ketemu keluarga langsung bisa sopan tapi tetep jadi dirinya sendiri. Diajak ke anak-anak yang pinter, bisa ngomong yang walau nggak harus jadi center of attention but at least he know what the forum talked about. Tapi diajak ke anak-anak yang mungkin dirasa dia nggak pinter-pinter amat tetep mau gabung tanpa ngerendahin mereka. Diajak ke coffeeshop nggak norak, diajak ngopi di warkop juga nggak ngeluh. Diajak ke mall nggak maksain diri, pun diajak main ke alam-alam gitu nggak ngeluh gatel-gatel kakinya. Diajak kemana aja mau deehh pokonya, tanpa nanyain "NGAPAIN KESITU? GAJELAS".
AHHH pokoknya yang begitu itu udah... win my heart dahhh<3 Rasanya udah kayak 'kemanapun aku ikut asalkan denganmu' sama 'me & you against the world' banget HAHAHA~
_
Ways to win my heart is.. smart & stylish, with a good taste. :')
Ini harusnya saya taruh di posisi pertama, tapi yaudahlah.
Nggak tahu ya, aura orang yang pinter & cerdas itu selalu beda buat saya, dan hati saya udah klepek-klepek gitu. Apalagi kalo bicaranya udah pake bahasa yang, KBBI banget. Waduh mati saya.
Dulu pernah ada dialog antara saya dengan orang yang, yaaaah nggak saya gadang-gadang sebagai orang yang bisa saya kagumin. Tapi ketika kita ngobrol, dia bicara banyak, dan ada dialog gini doang, "Iya gimana lagi gajinya fluktuatif." Bajingan. Dia ngomongin gaji aja pake bahasa 'fluktuatif'. Udah, kelar. Langsung kagum saya. HAHAHAHAA lebay.
Pinter ini nggak harus orang yang ranking, ambis atau gimana. Noooo i'm not defining a smart man as a man with a good score. Toh, dalam hidup juga kita nggak punya rapor. Pinter & cerdas menurut saya itu pokoknya apa yang dia pandang, apa yang dia ucapkan, dan yang dia dengar itu punya bahasa tersendiri yang nggak harus disampaikan. Beeeh~
Urusan stylish, kenapa stylish with a good taste... soalnya bagi saya, style itu penting bangettttt. Sekarang saya sadar juga kan saya nggak cantik-cantik amat, yaudah dengan kenyataan itu saya nggak mau dong insecure terus protes ke Tuhan "Yaampyunn Tuhan kenapa sichhh aku nggak cantikk,, knppp aku jrawatann???" hhh, insecure mulu lupa bersyukur.
Kalo dikasihnya gini ya yaudah afford what i can aja. Kalo pengen cantik ya coba styling gitu kan. Maka dari itu... bagi saya
Ganteng mah belakangan, stylish dulu yang penting. WKWK. I prefer a man that knows color of everything. Gimana ya mendefinisikan tahu warna ini? Hm, pokoknya dia nggak norak dalam milih bajunya dia, dalam milih sepatunya dia, dalam milih apapun deh. Ya soalnya saya orangnya mentingin taste banget :') Belajar dari ngethrift, saya paham kalau.. merk tuh nggak penting yang penting tastenya. Sama dengan ketika saya makaryo juga, saya mentingin taste dulu daripada equipment. Karena sayang aja gitu punya kamera mahal, tapi ngeditnya gak pake good taste. Sayaaang bgt. :( Karena kenyataannya, apa-apa yang murah bisa keliatan lebih mahal karena selera. Ciaaa~
_
Same eyes, same ears, same mouth, and good arms to rely.
Kalo ini,
ways to win my heart as my forever turning point sih HAHAHA.
Ada satu lirik dari band L'Alphalpha, "Apa yang kulihat seindah yang kau lihat, ataukah yang kau lihat lebih indah?"
Itu bener banget.
Betapa menyenangkannya punya orang dengan pandangan yang sama terhadap hal-hal yang diberi semesta. Dalam hal apapun. Hal yang primer, sekunder atau tersier dalam hidup. Perdebatan pasti ada dalam hubungan, cuma pasti saya bisa nerima ketika perdebatan itu masih dalam ranah dan pandangan yang sama. Maksudnya gini,
percuma kita ngedebatin satu hal ketika untuk mendefine hal yang kita debatkan aja, kita udah beda pandangan? Yaaa, sia-sia.
Same ears, means that we listen to the same things. Nggak cuma musik ya. Tapi mendengar suara-suara yang emang ada dalam hidup. Dengerin suara hati misalnya. HAHAHA.
Same ears means that we both listen to what story we tell, each other. Saya mendengarkan ceritanya dia, as a super good listener, pun sebaliknya, as a mega good listener juga. Jadi, yang ngedengerin nggak cuma salah satu aja yang dominan. Dua-duanya harus saling ngedengerin satu sama lain, dan nyambung karena kita punya same ears.
Same mouth means, komunikasinya jalan dalam hubungan ini tadi. Saling tahu kapan harus berargumen, kapan harus marah, kapan harus bicara halus, kapan harus negur, kapan harus nenangin daaaan lainnya.
Sekarang udah memandang hal yang sama, punya interest yang sama, saling ngedengerin juga, tapi susah kalo disuruh saling ngomong. Yaaaa, susah jalan. Lhawong, komunikasi itu kunci utama. Hehe.
Anddd, good arms to rely is..
yaaa, we've both have the same arms to rely on when we're falling in the worst part in life.
Artinya dia bisa nenangin saya ketika saya jatuh sejatuh-jatuhnya, dan sebaliknya. Karena bagi saya, ketika dia nggak tahu kapan saya waktunya harus berteduh, dan saya pun juga nggak tahu kalau dia sudah basah kuyup, artinya kita berdua nggak saling menjaga, nggak saling mengawasi juga. To me, arms is a sign to protection. Relationship do needs a protection. It doesn't have to be 'over' because too much isn't really my thing, but at least.. it reduce the heartbreak.
Ketika saya (nantinya) nemu orang yang ternyata punya same eyes, ears, mouth and good arms to rely, nah yaudah. Disitu deh. Dia yang jadi turning point saya, yang kemanapun saya perginya, semua cuma tempat singgah sementara dia.. rumah.
_
Nah.. jadi gitu deh, bener kan.. panjang banget?
Emang kalo urusan yang begini ini saya bachoood banget, soalnya nggak nemu-nemu :( Again, i'm a person that (i think) will be demanding on relationship. That's why, its hard to found 'the one' that will fulfill all of the expectations i have. Doesn't mean that i ask too much in relationship, but...
wait, isn't that exactly how relationship should be? WKWKWK. Saya mah nggak munafik~
Cuma agak brengsek dikit, WKWKWK~
Yaaa semoga seiring berjalannya waktu juga saya makin bisa buka hati buat orang baru, tahu kapan & kepada siapa menghabiskan waktu dan menganggap relationship & love itu nggak se'wasting time' itu. Tapi bagi saya sekarang dan sampai waktu yang belum bisa ditentukan,
love is still a fairytale.
and relationship, isn't relationship.
but its reLIEtionship.