Monday, 11 December 2017

Do People Change or Just Growing Up?

Halo, Readers.

Banyak orang berkata,

Time flies.

Dan atas perkataan itu pula, mereka berargumen,

People change.


---

Saya berpikiran mengenai argumen tersebut.
Apakah orang-orang memang pada dasarnya berubah seiring berjalannya waktu?
Well.,
Yes! They are!
Bahkan saya juga sedang merasakan itu.

Aneh.


Beberapa orang mungkin tersadar akan perubahan dalam dirinya karena diberi tahu oleh orang lain, tetapi yang terjadi dalam diri saya saat ini adalah sebaliknya. Terkadang saat terdiam, seperti biasa, nggak hanya sekedar diam tapi diam dengan sejuta argumen diatas pikiran, saya selalu merasa, "Lah, saya ini kenapa sih ya?" Dan barulah saya sadar ternyata ada sesuatu yang berbeda dari diri saya, entah dari aspek apapun. Kemudian selanjutnya, barulah saya tersadar ternyata saya berubah.


But..


Basically,
people not change,
they're just growing up.


Itu sih menurut saya.
Entah kamu semua beropini yang seperti apa, tapi yang jelas, orang itu berubah karena suatu alasan.
Dan alasan-alasan yang membuat seseorang berubah adalah karena segala hal yang pernah terjadi di dalam hidup mereka.

Semua orang pasti mengalami banyak hal dalam hidupnya, bukan? Mulai dari hal yang sedih, senang, ataupun hal-hal yang... yaaaah, standart alias biasa aja.
Tapi, anehnya, saya justru lebih suka hal yang disebut 'tragedi'. Hahaha, suka bukan berarti mengharapkan hal ini selamanya terjadi loh, ya? Beda.

Kenapa saya lebih suka tragedi? Bukannya enggak suka hal yang menyenangkan, lho. Tetapi, secara nggak sadar, tragedi itu lebih condong positif untuk kedepannya. Walaupun beberapa orang kelihatannya takut akan tragedi, trauma akan tragedi, tetapi sebenarnya dalam suatu tragedi, dari suatu tragedi, kamu bisa belajar banyak hal.
Akan ada banyak hal indah dibalik hal yang buruk. Gak selamanya tragedi itu membekaskan luka, terkadang mereka juga menyisakan banyak pelajaran.
Semua hal yang lampau itu masuk ke dalam memori, apalagi tragedi.

Nah, inilah penyebab utama kenapa orang itu berubah.
T-R-A-G-E-D-I.
Tragedi. Yes.

Kenapa tragedi?
Kan tadi juga sempet saya singgung, 'dari tragedi, kamu bisa belajar'.
Supaya, kamu nggak bakal lagi tuh ketemu lagi sama yang namanya 'tragedi kedua'. Udah kayak lagunya Raisa aja pake kali kedua segala. Mwehe:v

Dari tragedi, kamu itu diajarkan untuk nggak melakukan hal bodoh lagi yang bisa merugikan diri kamu sendiri. Gitu sih.
That's why people change.
Mereka nggak mau untuk jatuh ke lubang yang sama. Yaah, orang mana sih yang mau jatuh lagi ke lubang yang sama? Kalo lubangnya kayak yang di film Alice In Wonderland, ada sih kemungkinan orang yang mau kesana. Tapi, jujur.. kalau saya sih, tetep ogah. Nggak tahu apa repotnya ngelawan Jabberwocky? *oke ini keluar topik, mohon saya dimaafkan*

Tapi, sempat nggak kalian mendengar suatu pernyataan, "Balikan sama mantan itu udah kayak baca buku dua kali, endingnya sama aja."

Saya, kayaknya kurang setuju sama pernyataan itu.
Yahh terdengar masuk akal juga kalau kalian disakitin terus, putus, terus balikan lagi. Ya sama aja gitu kan, nantinya juga bakal disakitin. Tapi kan itu menurut mereka-mereka yang desperately hurted. Hehe.

Kalau saya yang disuruh menanggapi pernyataan itu, jujur dari lubuk hati paling dalam saya lantang menyatakan, saya tidak setuju. *bukan karena saya pernah balikan atau gimana, woi saya nggak sedefensif itu:v*
TAAPIII..
Let's see things from different perspective.
Kalau kamu suka baca buku gitu kan, biasanya ada tuh.. buku yang kalau dibaca berulang-ulang, baru ngeh ini maksudnya gimana.
Ya sama seperti hubungan. Kalau memang dirasa belum memahami satu sama lain, balikan itu sah-sah aja, nggak papa nggak papa aja. Biar endingnya sama, tapi kan penafsirannya beda. Beda arti jadinya. Beda rasa jadinya. Heleeeh :3

Sama halnya sama tragedi.
Kalau terjadinya berulang kali, ya sah-sah aja, nggak papa nggak papa aja. Tapi penafsirannya juga beda. Seseorang juga jelas akan lebih ngerti, "Oh maksud Tuhan itu gini ternyata ngasih gue tragedi begini." "Oh, ternyata setelah gue gini, gue jadi gini ya." "Eh, semenjak ada kejadian itu, gue jadi lebih ngerti lho musti gimana." "Eh rasanya lebih enak ya ternyata kalau gue melakukan ini." and stuffs.

Yeaaaah, i think that's why we're all changing  grown up.

Jangan takut sama tragedi, mereka membantu kita untuk jadi lebih baik. (Karena kita semua tahu, Tuhan kasih hal itu ada tujuannya, ada hikmahnya)
Jangan lupa bersyukur, baik dan buruknya hal yang kamu terima, itu membantu kita untuk jadi lebih bijaksana.
Jangan lupa lihat sesuatu dari berbagai perspeksi, biar semua terasanya lebih punya makna, dan nggak sia-sia begitu saja.

Selamat memaknai tragedi,

karena hidup nggak cuma soal menyenangkan hati.






Regards,


the one who loves her tragedy and turn it out to beauty in life and behavior
and (i wish) so are you.{}

1 comment:

trite

i alw ays won der are The Smiths re ally be honest , for the h e avenly fe e li n gs o f de ad by yo u r sid e. bec ause by on ly seeing ...